Lapangan Bambu Besar & Akasia Tingkatkan Produksi Minyak Pertamina EP

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Ilustrasi, pekerja beraktivitas di area Proyek Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) usai prosesi Tajak Sumur di Desa Bandungrejo, Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (9/10/2019).
15/11/2019, 19.05 WIB

Pertamina EP menyampaikan proyek pengembangan lapangan minyak dan gas (migas) Bambu Besar dan Akasia Bagus (BBS-ABG) rampung pada tahun ini. Kedua proyek ini menambah produksi 4.300 barel minyak per hari (BOPD).

Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan, proyek Bambu Besar menyumbang produksi 1.600 hingga 1.800 BOPD dan berpotensi lebih besar lagi. Meski begitu, lapangan ini baru akan memproduksi atau onstream gas pada tahun depan.

Produksi dari Bambu Besar ditopang dari hasil sembilan sumur pengeboran. Namun, baru enam yang berproduksi. "Karena yang lainnya sumur gas," kata Nanang kepada Katadata.co.id, Jumat (15/11).

Sedangkan produksi Akasia Bagus ditopang dari hasil enam sumur pengeboran. Lapangan migas ini menyumbang tambahan produksi 2.500 BOPD.

(Baca: Pertamina Tingkatkan Produksi Minyak dari Sumur Ketujuh Akasia Bagus)

Sama seperti Bambu Besar, onstream gas di proyek itu baru akan dilakukan pada tahun depan. "Gas perkiraan onstream Kuartal I 2020. Produksi mulai tiga sampai empat juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) dan ram up," kata Nanang.

Maka secara total, kedua lapangan migas ini menyumbang 4.300 BOPD. Dari Bambu Besar sekitar 1.600-1.800 BOPD, dan Akasia Bagus 2.500 BOPD.

Nanang menyebutkan, nilai investasi untuk proyek Bambu Besar mencapai US$ 120 juta. Sedangkan untuk Akasia Bagus sebesar US$ 75 juta.

(Baca: Pertamina EP Tambah Produksi Migas dari Akasia Bagus)

Sebelumnya, PT Pertamina EP mengungkapkan bahwa proyek pengembangan lapangan migas BBS-ABG sudah membuahkan hasil. Produksi migas dari pengeboran sumur BBS-009 di Karawang, Jawa Barat, ini akan menopang pencapaian target produksi perusahaan.

Pertamina EP BBS-ABG Project Manager Setyo Sapto Edi mengatakan, hasil uji produksi sumur pengembangan pada layer 9 oil di formasi Cibulakan Atas menghasilkan minyak 373.43 hingga 629,97 BOP  

Perizinan tersebut terbagi menjadi empat fase. Fase survei dan eksplorasi memiliki 117 perizinan, fase pengembangan dan konstruksi memuat 137 perizinan, fase produksi terdiri atas 109 perizinan dan fase pascaoperasi mencakup 10 perizinan.
Perizinan tersebut terbagi menjadi empat fase. Fase survei dan eksplorasi memiliki 117 perizinan, fase pengembangan dan konstruksi memuat 137 perizinan, fase produksi terdiri atas 109 perizinan dan fase pascaoperasi mencakup 10 perizinan.

  D. Sedangkan untuk gas 0.312 juta kaki kubik per hari (MMscfd) hingga 0.422 MMscfd.

Setyo optimistis, Kekberhasilan pengeboran ini akan menambah jumlah produksi minyak Pertamina EP secara signifikan. “Hingga saat ini, sumur yang telah dibor pada lapangan Bambu Besar, yaitu BBS-005, 006, 007, 008 dan 009," kata dia dalam keterangan pers, awal tahun lalu (5/4).

(Baca: Hingga September, Pertamina EP Tuntaskan Pengeboran 6 Sumur Eksplorasi)

Reporter: Verda Nano Setiawan