Harga Minyak Anjlok, 14 Kontraktor Migas Minta Revisi Rencana Kerja

Arief Kamaludin | Katadata
Ilustrasi, logo SKK Migas. Akibat harga minyak anjlok, SKK Migas menyebut, 14 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) mengajukan permintaan untuk revisi rencana kerja tahun 2020.
9/4/2020, 13.52 WIB

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut, sejumlah 14 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) meminta diizinkan merevisi Rencana Kerja dan Anggaran (WP&B) tahun 2020.

Keinginan untuk revisi WP&B tahun 2020 diutarakan KKKS menyusul anjloknya harga minyak mentah dunia, yang mengakibatkan beberapa perusahaan harus melakukan efisiensi besar-besaran.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan, berdasarkan hasil diskusi yang digelar SKK Migas bersama beberapa KKKS melalui video conference, diketahui sebanyak 14 KKKS telah meminta untuk revisi rencana kerja tahun ini. Hanya saja, Julius tak memerinci KKKS mana saja yang mengajukan permintaan tersebut.

"Yang sudah diskusi melalui video conference kemarin kalau tidak salah ada 14 KKKS," kata Julius kepada Katadata.co.id, Kamis (9/4).

Ia menambahkan, para perusahaan yang telah meminta untuk merevisi rencana kerja, belum mengajukan secara resmi. Adapun, dari rencana yang telah diajukan oleh perusahaan tahun ini, kebanyakan meminta untuk merevisi target pengeboran sumur pengembangan.

(Baca: Harga Minyak Jatuh, Pertamina Hulu Energi Pangkas Produksi Hingga Laba)

Selain itu, SKK Migas juga meminta agar para KKKS lebih selektif dalam mengembangkan proyek hulu migas yang akan dikerjakan pada tahun ini. Lembaga hulu migas tersebut juga meminta agar proyek yang mempunyai nilai lebih, dapat diprioritaskan terlebih dahulu.

"Kalau tidak salah kebanyakan yang direvisi yakni jumlah sumur pengembangan. Eksplorasi minim perubahan," ujarnya.

Sebelumnya, anak usaha hulu PT Pertamina yakni PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menyampaikan, bakal merevisi sejumlah rencana kerja tahun 2020, mulai dari target pengeboran sumur migas, memangkas anggaran biaya investasi operasi dan memangkas target produksi, hingga target laba.

Hal ini dilakukan sebagai upaya efisiensi perusahaan di tengah jatuhnya harga minyak dunia yang didorong oleh turunnya permintaan akibat pandemi global virus corona atau Covid-19.

Selain itu, anak usaha hulu Pertamina lainnya, yakni Pertamina EP, juga bakal memangkas target produksi tahun ini jika harga minyak dunia tak kunjung membaik. Adapun, jumlah produksi minyak yang bakal dipangkas perusahaan mencapai 5.000 barel minyak per hari (bopd).

(Baca: Harga Minyak Anjlok, SKK Migas Hitung Harga Keekonomian Produksi)

Reporter: Verda Nano Setiawan