Capaian investasi di sektor energi selama triwulan I masih di bawah target. Padahal, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan investasi sektor energi tahun ini mencapai US$ 50,96 miliar.
Mentei ESDM Ignasius Jonan mengatakan sejak Januari hingga Maret 2018, investasi di sektor energi baru US$ 4,60 miliar. "Ini investasi yang non APBN," kata dia dalam rapat kerja Kementerian ESDM dengan Komisi VII DPR Jakarta, Rabu (30/5).
Meski saat ini masih di bawah target, menurut Jonan, investasi sektor energi akan meningkat pada semester II tahun ini. Adapun target tahun ini memang lebih besar daripada capaian sepanjang 2017 yang hanya US$ 26,7 miliar.
Selain investasi, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dalam tiga bulan pertama tahun ini juga di bawah target. PNBP triwulan I-2018 mencapai Rp 40,7 triliun dari target Rp 120,5 triliun. Padahal, target tahun ini lebih rendah daripada realisasi PNBP ESDM tahun lalu sebesar Rp 132 triliun.
Namun, Jonan mengatakan hingga akhir tahun ini. PNBP sektor ESDM bisa melampaui target. "Ini bisa tercapai karena 2017 bisa diperoleh PNBP Rp 132 triliun. Jadi kira-kira akhir tahun ini Rp 150-160 triliun," kata dia.
Sementara itu, hingga Maret 2018, produksi migas mencapai 2,1712 juta barel setara minyak per hari (bsmph) atau lebih tinggi dari target 2.151 bsmph. Perinciannya 780 ribu barel per hari (bph) minyak dan gas 1,391 juta bsmph.
Akan tetapi, produksi siap jual (lifting) migas hanya 1,906 juta bsmph atau di bawah target 2 juta bsmph. Angka itu terdiri dari 750 ribu bph minyak dan 1,156 juta bsmph gas bumi.
(Baca: 9 Kontraktor Migas Tak Berhasil Capai Target Lifting)
Adapun, realisasi belanja Kementerian ESDM selama triwulan I 2018 sebesar Rp 0,40 triliun. Perinciannya belanja publik sebesar Rp 0,06 triliun, belanja aparatur sebesar Rp 0,23 triliun, dan belanja publik non fisik sebesar Rp 0,11 triliun. Sementara itu target serapan anggaran ESDM tahun ini sebesar Rp 6,50 triliun atau lebih rendah daripada realisasi tahun lalu sebesar Rp 6,57 triliun.