Ekonomi Singapura Diproyeksi Tumbuh 0,1%, Terhindar dari Resesi?

123RF.com/Phuong Nguyen Duy
Ilustrasi ekonomi Singapura. Pertumbuhan ekonomi Singapura pada kuartal III 2019 diproyeksi mencapai 0,1% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Penulis: Agustiyanti
14/10/2019, 15.18 WIB

Singapura diperkirakan secara teknis terhindar dari resesi ekonomi. Hal ini seiring proyeksi Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura bahwa ekonomi Negeri Jiran itu mampu tumbuh 0,1% pada kuartal III 2019 dibanding periode yang sama tahun lalu.

Dikutip dari The Straits Times, perkiraan awal pemerintah Singapura ini menunjukkan pertumbuhan yang sama dengan kuartal sebelumnya. Adapun secara kuartal, pertumbuhan ekonomi Singapura pada kuartal III 2019 diproyeksi mencapai 0,6%.

Kondisi ini berbalik dibandingkan kuartal II 2019 yang mencatatkan penurunan 2,7% dibanding kuartal sebelumnya.

Sebuah negara secara teknis disebut mengalami resesi ekonomi jika mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi secara kuartalan dalam dua kuartal berturut-turun.

(Baca: Singapura Terancam Resesi Ekonomi Akibat Perang Dagang AS-Tiongkok)

Meski keluar dari jurang resesi, angka-angka ini mengecewakan para analis yang menurut survei Bloomberg, memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara paling kompetitif di dunia ini tumbuh 0,2% secara tahunan atau 1,2% secara kuartalan.

Hampir gagalnya Singapura dari resesi ekonomi dapat menjadi pertanda baik bagi perekonomian negara itu di kuartal empar.

Ekonom CIMB Private Banking Song Seng Wun mengatakan pasar pada kuartal empat akan sedikit lega dengan kesepakatan dagang parsial antara AS dan Tiongkok. Namun, ia mengaku juga tak yakin seberapa lama kesepakatan tersebut mampu bertahan.

"Basis data kuartal terakhir 2018 yang rendah mungkin juga akan membantu pertumbuhan ekonomi kuartal terakhir 2019. Apa yang dapat kita harapkan adalah stabilitas dan tidak memburuknya perekonomian," kata dia.

 (Baca: Terancam Resesi, Singapura Negara Penanam Modal Terbesar di Indonesia)

Selena Ling, Kepala Penelitian dan Strategi Keuangan di OCBC Bank, memperingatkan bahwa lingkungan eksternal tetap lesu meski dengan kesepakatan dari negosiasi AS-Cina baru-baru ini.

“Substansi dari kesepakatan adalah bahwa AS akan menunda tahap pertama dari tarif, tetapi jika Fase 2 dan 3 dari kesepakatan itu tidak terjadi, masalahnya mungkin akan kembali lagi. Itu menunjukkan bahwa itu masih jalan yang bergelombang di depan," kata dia.

Pemerintah Singapura sebelumnya memangkas target pertumbuhan ekonomi pada tahun ini menjadi di kisaran 0% hingga 1% dari proyeksi sebelumnya di kisaran 1,5% hingga 2,5%.

Kementerian Perdagangan Singapura menyebut menurunnya proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut seiring dengan dampak dari memanasnya perang dagang antara AS dan Tiongkok. Singapura sangat bergantung pada ekspor dan Tiongkok yang tengah mengalami perlambatan ekonomi merupakan partner dagang utama negara tersebut.

Hingga semester pertama tahun ini, Singapura masih menjadi negara dengan investasi terbesar di Indonesia. Berikut datanya seperti tergambar di bawah ini.