Lindungi Industri Lokal, Trump Naikkan Tarif Impor Baja dan Aluminium

ANTARA FOTO/REUTERS/Sam Upshaw Jr.
Presiden Donald Trump memberikan pidato. Trump pada Jumat (25/1) meneken proklamasi kenaikan tarif impor untuk produk baja turunan 25%.
Penulis: Ekarina
25/1/2020, 12.20 WIB

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengeluarkan kebijakan perdagangan. Trump pada Jumat (25/1) meneken proklamasi kenaikan tarif impor untuk produk baja turunan 25% serta bea masuk aluminium turunan 10%.

Kenaikan tarif baja mentah dan aluminium impor ini dilakukan karena dinilai mengancam kelangsungan industri dalam negeri dan keamanan nasional AS.

(Baca: Pemerintah Ungkap 2 Alasan Baja Impor Lebih Dipilih Dibanding Lokal)

Namun demikian Trump mengatakan, Argentina, Australia, Kanada dan Meksiko akan dibebaskan dari tarif aluminium tambahan. Sedangkan untuk tarif baja, diizinkan diberi pengecualian untuk Brasil, Argentina, Kanada, Australia, Meksiko, dan Korea Selatan, dikutip dari Reuters. 

Sejak pengenaan tarif, Trump mengatakan, impor baja dan aluminium telah menurun. Namun,  impor produk turunannya, seperti paku baja dan kabel aluminium justru meningkat.

Trump mengatakan, produsen asing dalam artikel turunan ini telah meningkatkan pengiriman ke Amerika Serikat untuk menghindari bea masuk barang aluminium dan barang baja.

"Kenaikan tarif akan efektif pada 8 Februari," kata Trump.

(Baca: Bertemu Xi Jinping, Luhut Minta Tiongkok Hapus Bea Masuk Produk Baja)

Sejak awal pemerintahannya, Trump kerap menggunakan tarif  dan ancaman untuk mempengaruhi kebijakan perdagangan.

Mengutip Bloomberg, pada awal pekan ini di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Trump memperingatkan para pemimpin Eropa tentang hukuman baru jika mereka tidak mau berkompromi dalam kesepakatan perdagangan  sebelum pemilihan AS November mendatang.

Bulan lalu, Trump memberlakukan kembali tarif untuk aluminium dan baja dari Argentina dan Brasil, negara-negara yang ia kritik telah membuat mata uang AS lebih murah sehingga merugikan para petani negaranya. Namun dia kembali meminta Federal Reserve AS melonggarkan kebijakan moneter.