Klaim Pengangguran AS Meningkat Dua Kali Lipat jadi 6,65 Juta Orang

ANTARA FOTO/REUTERS/Jorge Cabrera/aww/cf
Ilustrasi. Amerika Serikat memiliki 214 ribu kasus positif virus corona, tertinggi di dunia.
Penulis: Agustiyanti
2/4/2020, 22.11 WIB

Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim untuk tunjangan pengangguran melesat ke rekor tertinggi pada pekan lalu mencapai 6 juta orang. Kenaikan ini terjadi seiring banyaknya yuridiksi AS yang meminta warga untuk tetap di rumah demi menekan penyebaran virus corona.

Laporan klaim pengangguran mingguan pada Kamis (2/4) yang dirilis Departemen Tenaga Kerja memperkuat pandangan para ekonom bahwa ledakan lapangan kerja terpanjang sejarah AS yang terjadi dalam periode Presiden Donald Trump akan berakhir pada Maret.

Klaim tunjangan pengangguran meningkat 3,34 juta orang dalam sepekan menjadi 6,65 juta orang pada pekan terakhir Maret. 

"Mirip dengan angka klaim pengangguran minggu lalu, laporan hari ini mencerminkan pengorbanan yang dibuat pekerja Amerika untuk keluarga, tetangga, dan negara mereka guna memperlambat penyebaran Covid-19," kata Sekretaris Buruh AS Eugene Scalia dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters.

Amerika Serikat memiliki 214 ribu kasus positif virus corona, tertinggi di dunia. Sementara korban meninggal mencapai lebih dari 5.000 orang.

(Baca: Peneliti AS Kembangkan Aplikasi Pendeteksi Corona Lewat Analisis Suara)

Klaim tunjangan pengangguran pernah memuncak pada selama resesi 2007-2009 akibat 8,7 juta orang kehilangan pekerjaan. Ekonom mengatakan pemerintah AS harus bersiap klaim pengangguran akan terus meningkat.

Kenaikan klaim juga antara lain akan didorong oleh stimulus fiskal terbesar sepanjang sejarah sebesar US$ 2,3 triliun dan persyaratan bagi pekerja untuk memperoleh tunjangan yang dilonggarkan.

Akibatnya, wiraswasta dan pekerja yang sebelumnya tidak dapat mengklaim tunjangan pengangguran sekarang memenuhi syarat. Selain itu, para pengangguran akan mendapatkan hingga US$ 600 per minggu hingga empat bulan, yang setara dengan US$ 15 per jam selama 40 jam kerja per minggu.

(Baca: IMF Minta Pimpinan G20 Tingkatkan Dana Darurat Corona Dua Kali Lipat)

Sebagai perbandingan, upah minimum yang dimandatkan pemerintah adalah sekitar US$ 7,25 per jam dan pembayaran tunjangan pengangguran rata-rata sekitar US$ 385 per orang per bulan pada awal tahun ini.

"Mengapa bekerja ketika seseorang lebih baik tidak bekerja secara finansial dan sehat?" kata Sung Won Sohn, seorang profesor ekonomi bisnis di Loyola Marymount University di Los Angeles.

Data klaim minggu lalu tidak ada kaitannya dengan laporan ketenagakerjaan pada Maret yang dijadwalkan untuk rilis pada hari Jumat.

Selain bantuan tunai bagi jutaan rumah tangga AS, stimulus fiskal AS juga mencakup pengadaan alat kesehatan hingga bailout untuk perusahaan penerbangan dan perhotelan.