ADB Siapkan Pinjaman Pandemi Corona Rp 310 Triliun

Arief Kamaludin | Katadata
Ilustrasi. ADB akan mengalokasikan US $2 miliar dari paket US$20 miliar untuk membantu sektor swasta yang terdampak corona.
Penulis: Agustiyanti
13/4/2020, 16.50 WIB

Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank meningkatkan alokasi pinjaman yang disediakan untuk membantu negara anggota menanggulangi pandemi corona menjadi US$ 20 miliar atau sekitar Rp 310 triliun. Alokasi ini naik tiga kali lipat dari sebelumnya sebesar US$ 6,5 miliar.

Presiden ADB Masatsugu Asakawa menjelaskan, perluasan paket bantuan ini akan disalurkan lebih cepat dan fleksibel. Dengan demikian, diharapkan bantuan ini berdampak baik pada pemerintah maupun sektor swasta negara berkembang anggota ADB.

“Pandemi ini mengancam pencapaian ekonomi, sosial, dan pembangunan di Asia dan Pasifik, menegasikan kemajuan dalam upaya pengurangan kemiskinan, dan menjerumuskan banyak perekonomian ke dalam resesi,” kata Asakawa dalam keterangan resmi, Senin (13/4).

Kajian ADB yang dirilis pada 3 April memperkirakan pandemi corona akan memangkas ekonomi global berkisar antara 2,3% hingga 4,8%. Pertumbuhan regional diperkirakan akan turun dari 5,2% tahun lalu menjadi 2,2% pada tahun 2020.

(Baca: Menilik Penyebab Kasus Kematian Virus Corona di AS Terbanyak di Dunia)

Adapun paket bantuan yang dirilis ADB ini baru dipergunakan untuk menyiapkan opsi respons pandemi Covid-19 di bawah Countercyclical Support Facility ADB. Pembiayaan bernilai hingga US$13 miliar akan disalurkan melalui opsi baru yakni untuk membantu menjalankan program belanja kontrasiklus yang efektif demi meredam dampak pandemi Covid-19 dengan fokus utama kepada kelompok miskin dan rentan.

"Sumber daya hibah akan tetap disalurkan dengan cepat dan menggunakan sistem pengadaan yang diperluas, agar dapat menyediakan alat-alat medis, alat pelindung diri, serta pemenuhan kebutuhan lainnya," ujar Asakawa.

Sekitar US $2 miliar dari paket US$20 miliar tersebut akan dialokasikan untuk sektor swasta. Pinjaman dan jaminan akan diberikan kepada lembaga keuangan guna menggairahkan kembali perdagangan dan rantai pasokan.

Pinjaman pembiayaan mikro yang diperkuat dan bantuan jaminan, serta fasilitas untuk membantu usaha kecil dan menengah yang kekurangan likuiditas, termasuk bagi usaha yang dijalankan oleh wirausahawan perempuan, akan dilaksanakan bersamaan dengan pembiayaan langsung untuk perusahaan yang terdampak oleh Covid-19.

(Baca: Dampak Corona, Pengusaha Potong Gaji hingga Rumahkan Banyak Pekerja)

Paket respons ini diikuti dengan sejumlah penyesuaian pada kebijakan dan proses bisnis ADB. Ini termasuk serangkaian langkah perampingan proses bisnis internal, perluasan cakupan dan tingkat kelayakan untuk berbagai fasilitas bantuan, serta penyesuaian syarat dan ketentuan peminjaman.

Semua bantuan dalam paket ini akan tersedia dalam kerja sama erat dengan berbagai organisasi internasional, termasuk Dana Moneter Internasional atau IMF, Grup Bank Dunia atau World Bank, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, UNICEF, lembaga-lembaga PBB lainnya, serta masyarakat dunia yang lebih luas.

ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Saat ini, ADB memiliki 68 anggota, sebanyak 49 anggota berada di kawasan Asia dan Pasifik.