Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendung Kamijoro di Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, Selasa (31/12). Menurut Jokowi, dengan selesainya bendungan yang sudah dibangun sejak 2016 ini, diharapkan mampu mendukung ketahanan pangan.
Sebab, Bendung Kamijoro diperkirakan mampu menyediakan kebutuhan air irigasi bagi lahan pertanian di Kabupaten Bantul seluas 2.370 hektare. Bendungan ini juga akan meningkatkan intensitas tanam dari semula berkisar 205% menjadi 270%.
“Bendungan Kamijoro memberikan ketersediaan air secara berkesinambungan untuk mendukung aktivitas pertanian masyarakat,” kata Jokowi.
Menurutnya, akan ada sebelas desa dari empat kecamatan yang akan memperoleh manfaat irigasi dari adanya bendungan tersebut. Bendung Kamijoro ini juga dapat bermanfaat untuk ketersediaan air baku, khususnya di Kabupaten Bantul.
(Baca: Dorong Ketahanan Pangan, Pemerintah Fokus Bangun Irigasi dan Bendungan)
Kepala Negara pun menilai lokasi Bendung Kamijoro dapat bertransformasi menjadi destinasi wisata. Sehingga, hal tersebut dapat memberikan dampak ekonomi baik masyarakat setempat maupun daerah.
“Saya tadi memperhatikan, sepintas Bendung Kamijoro ini sangat indah. Ada taman bermain, ada plasa terbuka, dan saya tahu ini sudah jadi tempat tujuan wisata,” kata Jokowi.
Tak hanya itu, Jokowi menilai pembangunan Bendung Kamijoro dapat semakin memudahkan akses transportasi masyarakat, khususnya di Bantul dan Kulon Progo. Hal ini seiring dengan adanya jembatan di Bendung Kamijoro.
(Baca: Jaga Ketahanan Pangan, Bulog Resmikan 2 Gudang Baru di Jawa Tengah)
Dengan jembatan tersebut, dapat memotong jarak kurang lebih lima kilometer. “Ini juga bisa irit waktu, bisa lebih cepat,” kata dia.
Presiden berharap agar pemerintah daerah setempat dapat menjaga Bendung Kamijoro agar terus beroperasi dengan baik. Masyarakat setempat juga diminta memanfaatkan bendungan tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Pembangunan bendung dikerjakan sejak 2016 oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR dengan kontrak sebesar Rp 229 miliar oleh kontraktor PT Waskita Karya dan PT PP melalui kerjasama operasi/KSO.