Kemenperin Beri Pelatihan Wirausaha bagi 4 Ribu Santri

ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Presiden Joko Widodo tertawa saat mendengarkan jawaban para santri di Pondok Pesantren Buntet, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (13/4).
20/3/2019, 13.33 WIB

Kementerian Perindustrian telah memberikan pelatihan tentang kewirausahaan kepada 4.720 santri. Program Santripreneur ini bertujuan untuk menumbuhkan wirausaha baru khususnya sektor industri kecil dan menengah (IKM).

“Program Santripreneur merupakan salah satu wujud konkret dari upaya pemerintah saat ini dalam menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan para santri di pondok pesantren,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Selasa (19/3).

Gati menyebutkan, sepanjang tahun 2018, program Santripreneur telah menjangkau 16 pondok pesantren dan membina sebanyak 3.220 santri. “Awal tahun ini, kami sudah membina dan melatih 1.500 santri,” katanya.

(Baca: Saat Jokowi Disambut Harejo di Ponpes Miftahul Huda Tasikmalaya)

Adapun program pelatihannya, antara lain mengenai industri daur ulang sampah, konveksi busana muslim, makanan dan minuman olahan, kerajinan, perbengkelan, pupuk organik cair, hingga pendampingan sertifikasi SNI (Standard Nasional Indonesia) garam beryodium. Kegiatan tersebut dirancang karena sudah ada komunitas dan keahlian yang cukup di sejumlah pondok pesantren.

Gati menambahkan, di era industri 4.0 yang berbasis teknologi digital, pondok pesantren juga memiliki potensi besar untuk mendukung pengembangan IKM nasional. “Beberapa waktu lalu, kami sudah melalukan pelatihan perdagangan online untuk pelaku IKM,” ujarnya.

Dalam implementasi program Santripreneur, Kemenperin memiliki dua model pelatihan, yaitu model Santri Berindustri dan Santri Berkreasi. Santri Berindustri merupakan upaya pengembangan unit industri yang telah dimiliki oleh pondok pesantren maupun unit industri baru. Sedangkan, model Santri Berkreasi merupakan program kegiatan pelatihan dalam pengembangan potensi kreatif para santri maupun alumni.

(Baca: Di Hadapan Santri, Menaker: Jangan Tinggalkan yang Sudah Nyata)

Reporter: Rizka Gusti Anggraini