Semen Indonesia Minta Pemerintah Cabut Aturan yang Permudah Impor

KATADATA/
Ilustrasi semen. Semen Indonesia meminta pemerintah menghapus regulasi yang mempermudah impor semen karena pasar yang sudah kelebihan suplai.
12/11/2019, 20.48 WIB

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk meminta pemerintah mencabut Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 7 Tahun 2018 tentang impor klinker dan semen. Produsen semen ini menilai aturan tersebut mempermudah masuknya semen impor.

Akibatnya terjadi kelebihan suplai semen di pasar hingga mencapai 45 juta ton. Selain itu, produsen semen dalam negeri juga tidak mampu bersaing dengan murahnya produk semen impor, sehingga banyak perusahaan semen yang terancam bangkrut.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama Semen Indonesia, Hendi Prio Santoso, kepada Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Budi Gunadi Sadikin. "Kami bahas soal over capacity semen, kami minta agar aturan itu dicabut karena membuat industri semen hancur dan tidak sehat," ujar Hendi di Kantor Kementerian BUMN, Selasa (12/11).

(Baca: Pembangunan Properti Lesu, Penjualan Semen Turun Drastis)

Selain itu, Hendi juga meminta pemerintah menunda (moratorium) pemberian izin pabrik semen baru. Hendi mengatakan apa yang disampaikannya itu merupakan aspirasi dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI). "Izin pabrik baru dimoratorium dulu, karena sudah kelebihan kapasitas," ungkapnya.

Kekhawatiran Semen Indonesia cukup beralasan. Sebelumnya, semen impor asal Tiongkok membuat persaingan di pasar semen nasional memanas. Terlebih lagi semen Tiongkok tersebut terindikasi melakukan predatory pricing.

Sebagai informasi, predatory pricing adalah salah satu bentuk strategi yang dilakukan oleh pelaku usaha dalam menjual produk dengan harga yang sangat rendah. Tujuan utamanya yaitu untuk menyingkirkan pelaku usaha pesaing dari pasar dan juga mencegah pelaku usaha yang berpotensi menjadi pesaing untuk masuk ke dalam pasar yang sama.

(Baca: Semen Asal Indonesia Diuntungkan, Bebas Bea Masuk ke Filipina)

Anggota DPR RI terpilih 2019-2024 Andre Rosiade mengatakan bahwa praktek curang produk semen Tiongkok tersebut membuat Holcim tumbang dan memutuskan keluar dari Indonesia. Holcim akhirnya diakuisisi oleh Semen Indonesia.

"Semen Tiongkok itu jual rugi. Akibatnya, pabrik semen kita enggak laku dan kesulitan, lalu mereka (Tiongkok) beli. Semen Indonesia membeli Holcim karena mereka tak ingin jatuh ke tangan Tiongkok. Kalau Holcim dikuasai Tiongkok nantinya akan mengganggu pasar semen nasional," ujar Andre, Jumat 30 Agustus 2019.

Namun, jika produsen semen lainnya ikut tumbang seperti Holcim, Semen Indonesia tidak bisa menjadi penyelamat dengan mengakusisinya seperti Holcim, karena keterbatasan kemampuan finansial BUMN semen tersebut.

(Baca: Semen Murah Tiongkok Disebut Bikin Pabrik Lokal Berpotensi Bangkrut)

Reporter: Fariha Sulmaihati