Musim PHK Pekerja Migas

Image title
Oleh Arsip
7 Agustus 2015, 20:22

KATADATA ? Ambruknya harga minyak dunia sejak pertengahan tahun lalu membuat perusahaan migas mengurangi belanja modal. Dampaknya, kegiatan eksplorasi dan eksploitasi berkurang sehingga terjadi rasionalisasi tenaga kerja. Sejumlah perusahaan terpaksa memberhentikan karyawan, atau tidak memperpanjang kontrak pekerja yang telah selesai.

Pekan lalu, Royal Dutch Shell, perusahaan migas yang berkantor pusat di Denhaag, mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja terhadap 6.500 karyawannya. Langkah ini sekaligus menjadi bagian penghematan modal sebesar $ 7 miliar atau Rp 94 triliun yang dicanangkan. Bagi Shell, ini merupakan upaya yang harus ditempuh agar perusahaan bisa bertahan.

Gelombang PHK juga mulai terasa di Tanah Air, limbungnya perusahaan migas akibat harga minyak dunia dan kian minimnya cadangan migas yang ada membuat manajemen tak memiliki bayak opsi. Di Kalimantan Timur, Vico sempat tidak memperpanjang tenaga kerja yang sudah habis masa kontraknya. Langkah tersebut mengundang protes dari warga lokal.

Harga minyak dunia yang berada di atas $100 per barel pada Juli 2014 terus merosot hingga di kisaran $60 di penghujung tahun. Memasuki 2015, harga kian merosot bahkan sempat berada di kisaran $40, sebelum naik ke level $60 pada Mei lalu dan kini anjlok lagi di bawah $50. Kondisi ini membuat kegiatan produksi tidak ekonomis hingga investasi dikurangi.

Reporter: Redaksi

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami