Defisit APBN 2025 Bengkak ke 2,78%, Sri Mulyani Pastikan Fiskal Tetap Terjaga


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan proyeksi defisit Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN) pada 2025 diperkirakan mencapai 2,78% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini melonjak target awal sebesar 2,53% dari PDB.
Hal itu dilaporkan Sri Mulyani kepada Presiden Prabowo Subianto di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/7). Pertemuan ini sebagai perkembangan aktual seputar pembahasan APBN 2024 dan 2025 yang sebelumnya berlangsung di DPR.
"Outlook dari APBN akan mencapai defisit 2,78% dari PDB. Itu karena dari sisi penerimaan maupun dari sisi belanja negara," katanya.
Pembahasan mencakup dua agenda utama, yaitu RUU tentang Pelaporan dan Pelaksanaan APBN 2024 yang sedang dibahas bersama Badan Anggaran DPR, serta evaluasi semesteran terhadap pelaksanaan APBN 2025.
Dalam proses ini, Kementerian Keuangan tetap berupaya memastikan laporan keuangan pemerintah pusat dapat kembali meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Meskipun terdapat tekanan fiskal, pemerintah akan tetap melanjutkan tindak lanjut atas berbagai temuan dan rekomendasi audit, serta menjaga kesinambungan fiskal agar tetap sehat dan kredibel.
Dia menekankan bahwa capaian kinerja keuangan negara pada 2024 menunjukkan tren positif dan terkendali. Defisit APBN 2024 tercatat sebesar 2,30% dari PDB, masih dalam kisaran target kebijakan fiskal yang ditetapkan.
Sementara rasio penerimaan negara terhadap PDB mencapai 12,70%, melampaui target 12,27%, dan realisasi pendapatan negara yang juga melampaui target.
Indeks efektivitas kebijakan fiskal dan pengawasan penerimaan negara pun berada di atas target, sejalan dengan pengelolaan fiskal yang semakin akuntabel dan berdampak di masyarakat.