BI Pangkas Suku Bunga ke 5,25%, Ekonom Harapkan Kredit dan Ekonomi Terdongkrak

Ferrika Lukmana Sari
17 Juli 2025, 05:39
suku bunga
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Gedung Bank Indonesia (BI), Jalan M. H Thamrin, Jakarta Pusat.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bank Indonesia (BI) resmi memangkas suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 5,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Rabu (16/7). Bersamaan dengan itu, suku bunga Deposit Facility diturunkan menjadi 4,50%, dan Lending Facility menjadi 6,00%.

Keputusan ini dinilai sebagai langkah tepat, taktis, dan cermat di tengah sinyal pelemahan ekonomi. Salah satunya untuk mendongkrak pertumbuhan kredit dan ekonomi nasional.

“Keputusan ini sangat forward looking, terutama untuk mendukung pemulihan dan penguatan ekonomi saat sinyal pelemahan sudah terlihat,” kata Ekonom Senior dan Associate Faculty LPPI Ryan Kiryanto, Rabu (16/7).

Ryan merujuk pada sejumlah indikator, seperti pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025 yang hanya 4,87% dan proyeksi pertumbuhan global yang melambat, termasuk estimasi IMF di 4,7%.

Ia juga menyoroti indeks PMI manufaktur yang berada di bawah 50, inflasi yang relatif terjaga, tren penurunan kredit, serta berlanjutnya pemutusan hubungan kerja (PHK).

Menurut Ryan, stabilnya nilai tukar rupiah turut menjadi faktor yang memberi ruang bagi BI untuk melonggarkan kebijakan moneter. Ia berharap pelonggaran suku bunga ini bisa mendorong perbankan menyesuaikan bunga kredit dan simpanan secara bertahap.

"Langkah ini diharapkan dapat mendorong permintaan kredit agar sektor riil lebih bergairah dan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi di kuartal-kuartal berikutnya," ujarnya.

Ia optimistis, dengan dorongan kredit yang diproyeksikan tumbuh 9-11% tahun ini, ekonomi Indonesia berpeluang tumbuh di kisaran 4,8%-5,0% pada 2025.

Untuk Kendalikan Inflasi dan Jaga Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan keputusan bank sentral memangkas suku bunga sejalan dengan terjaganya inflasi dan stabilnya nilai tukar rupiah.

“Penurunan suku bunga ini konsisten dengan prakiraan inflasi 2025-2026 yang tetap dalam target 2,5% plus minus 1%, terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah sesuai fundamental, serta perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Perry dalam konferensi pers RDG, Rabu (16/7).

BI juga membuka peluang pelonggaran lanjutan sesuai perkembangan global dan domestik. “Kami terus mencermati ruang penurunan suku bunga, dengan tetap menjaga stabilitas nilai tukar dan sasaran inflasi,” ujar Perry.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Ferrika Lukmana Sari

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...