BI Pangkas Suku Bunga ke 5,2%, Fokus Stabilkan Rupiah dan Genjot Ekonomi RI

Ferrika Lukmana Sari
16 Juli 2025, 14:58
suku bunga
Katadata/Fauza Syahputra
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/7/2025). Rapat tersebut membahas pengambilan keputusan atas asumsi dasar ekonomi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2026.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bank Indonesia (BI) resmi memangkas suku bunga acuan (BI-Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 5,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 15-16 Juli 2025. Bersamaan dengan itu, suku bunga Deposit Facility diturunkan menjadi 4,50%, dan Lending Facility menjadi 6,00%.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, keputusan ini sejalan dengan terkendalinya inflasi dan stabilnya nilai tukar rupiah.

“Penurunan suku bunga ini konsisten dengan prakiraan inflasi 2025-2026 yang tetap dalam target 2,5% plus minus 1%, terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah sesuai fundamental, serta perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Perry dalam konferensi pers RDG, Rabu (16/7).

BI juga membuka peluang pelonggaran lanjutan sesuai perkembangan global dan domestik. “Kami terus mencermati ruang penurunan suku bunga, dengan tetap menjaga stabilitas nilai tukar dan sasaran inflasi,” ujar Perry.

Dorong Pertumbuhan Kredit dan Likuiditas Perbankan

Untuk mendukung transmisi kebijakan, BI memperkuat strategi operasi moneter, termasuk penguatan intervensi di pasar valas dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder guna menjaga stabilitas keuangan.

Penyesuaian instrumen suku bunga moneter dan swap valas juga dioptimalkan agar efektif menarik aliran modal asing. Sementara itu, kecukupan likuiditas dijaga melalui lelang Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan pembelian SBN.

BI juga mendorong transparansi suku bunga kredit per sektor prioritas dengan memperkuat publikasi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK).

Perluasan Pembayaran Digital dan Kerja Sama Global

Di sisi sistem pembayaran, BI memperluas akseptasi digital. Salah satunya dengan peluncuran QRIS antarnegara dengan Jepang dan uji coba QRIS antarnegara dengan Cina yang dimulai 17 Agustus 2025.

“Kami juga terus memperkuat edukasi dan sosialisasi QRIS Tanpa Pindai (TAP) agar semakin mudah digunakan,” ujar Perry.

Hal ini dibarengi penguatan kerja sama internasional di bidang kebanksentralan, sistem pembayaran, dan transaksi dengan mata uang lokal turut menjadi fokus BI, sejalan dengan upaya mendorong investasi dan perdagangan sektor prioritas.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Ferrika Lukmana Sari

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...