Rupiah Berisiko Melemah, Pasar Waspadai Sentimen Tarif Trump hingga Inflasi AS


Nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan melanjutkan pelemahannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka di level Rp 16.250 per dolar AS, melemah 32 poin atau 0,20% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana menilai tekanan terhadap rupiah hari ini bersumber dari berbagai faktor, baik eksternal maupun domestik.
"Kemungkinan rupiah hari ini akan bergerak melemah tipis di rentang Rp 16.210 – Rp 16.310 per dolar AS," ujar Fikri kepada Katadata.co.id, Selasa (15/7).
Menurut Fikri, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed kembali menguat setelah Presiden Donald Trump meminta The Fed memangkas suku bunga ke level 1%.
Selain itu, pernyataan Trump yang mengancam akan mengenakan tarif 100% kepada Rusia jika tidak segera berdamai dengan Ukraina turut memicu kekhawatiran pasar atas risiko ketegangan dagang.
Dari dalam negeri, Fikri mencermati kemungkinan Bank Indonesia menurunkan suku bunga dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung hari ini dan besok.
Lelang Surat Utang Negara (SUN) dan Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) juga menjadi perhatian pasar, terutama jika minat investor menurun dibandingkan lelang sebelumnya.
Sentimen Pelemahan Ekonomi Cina
Dari sisi global, pengamat pasar uang Ariston Tjendra turut mencatat penguatan dolar AS di pasar internasional sebagai salah satu faktor pelemahan rupiah.
“Indeks dolar AS sudah ke atas 98, sebelumnya di kisaran 97-an. Ini bisa mendorong rupiah melemah ke Rp 16.300, dengan potensi support di Rp 16.200,” ujar Ariston.
Menurutnya, sentimen negatif terhadap rupiah juga datang dari kekhawatiran pelemahan ekonomi Cina. Data pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu yang diekspektasikan lebih lemah dinilai akan menekan permintaan aset berisiko, termasuk rupiah.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menilai pelemahan rupiah terjadi seiring penguatan dolar AS yang dipicu sentimen negatif dari pasar global. Salah satunya adalah rumor mengenai kemungkinan pengunduran diri Gubernur The Fed Jerome Powell, yang memicu kecemasan pasar.
"Investor juga mengantisiapsi naiknya inflasi AS yang datanya akan dirilis malam ini. Sehingga rupiah diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp 16.200 – Rp 16.300 per dolar AS," ujarnya.