Rupiah Menguat di Tengah Meningkatnya Prospek Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Nilai tukar rupiah menguat 0,27% ke level 16.202 per dolar AS.  Analis Doo Financial Futures Lukman Leong memproyeksikan rupiah bisa kembali menguat terhadap dolar AS seiring prospek positif dari kebijakan The Federal Reserve alias The Fed.

“Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar yang tertekan oleh meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga The Fed,” kata Lukman kepada Katadata.co.id, Kamis (3/7).

Lukman menjelaskan, peningkatan prospek pemangkasan suku bunga The Fed ini menyusul data ketenagakerjaan Automatic Data Processing (ADP) AS yang sangat lemah.

“Rupiah akan berada pada level 16.150 per dolar AS hingga 16.250 per dolar AS,” ujar Lukman.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 46 poin pada level 16.200 per dolar AS. Namun, rupiah bergerak melemah tipis dari posisi pembukaan ke level 16.202 per dolar AS hingga pukul 09.55 WIB.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan rupiah hari ini akan bergerak di level Rp 16.125 per dolar AS hingga Rp 16.250 per dolar AS.

Jika melihat pergerakan rupiah sebelumnya, Josua mengatakan dolar AS menguat bertahap setelah rilis data lowongan kerja JOLT. “Ini meningkatkan ekspektasi untuk pemangkasan suku bunga The Fed yang kurang agresif,” kata Josua.

Faktor domestik juga turut memberikan pengaruh. Salah satunya, yaitu perkiraan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebutkan defisit APBN 2025 akan meningkat hingga 2,78% dibandingkan dengan target sebelumnya sekitar 2,5%.

Melebarnya defisit tersebut disebabkan oleh kontraksi penerimaan yang lebih dalam di awal tahun. Pada akhirnya, nilai tukar rupiah melemah 0,27% ke level Rp 16.242 per dolar AS pada akhir perdagangan kemarin.