Sri Mulyani Tepis Isu Mundur dari Kabinet, Sebut Prabowo Profesional dan Terbuka

Rahayu Subekti
26 Juni 2025, 15:17
Sri Mulyani
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/sgd/Spt.
Presiden Prabowo Subianto (kiri) didampingi Menkeu Sri Mulyani (kanan) dan Seskab Teddy Indra Wijaya mendengarkan paparan presentasi dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Senayan, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Acara bertema Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Indonesia di Tengah Gelombang Perang Tarif Perdagangan itu dihadiri jajaran menteri, Dewan Ekonomi Nasional, BI, OJK LPS dan sejumlah pemangku kepentingan.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan dirinya tidak mundur dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Isu mundurnya Sri Mulyani sempat ramai dibicarakan belakangan ini, namun hingga kini ia masih menjalankan tugasnya sebagai Bendahara Negara.

“Kami mempunyai hubungan yang baik. Kami sangat profesional,” ujar Sri Mulyani dalam wawancara bersama Bloomberg Television yang disiarkan di YouTube, dikutip Kamis (26/6).

Sebagai Menteri Keuangan, Sri Mulyani memastikan selalu menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh Prabowo. Ia juga menilai Prabowo sangat terbuka dan jujur dalam berkomunikasi. 

“Pada saat yang sama, dia (Prabowo) juga menghargai masukan dari Kementerian Keuangan,” katanya.

Sri Mulyani menilai kerja sama dengan Prabowo berlangsung secara profesional dalam berkoordinasi. Meski begitu, ia tidak memungkiri adanya perbedaan gaya kepemimpinan antara Prabowo dengan Presiden sebelumnya, Joko Widodo.

Namun demikian, Sri Mulyani menegaskan seluruh program pembangunan tetap berjalan dalam kerangka fiskal yang kuat dan kredibel.

Masih Yakin Ekonomi RI Tumbuh 5,2%

Di tengah tantangan ekonomi global, Sri Mulyani tetap optimistis Indonesia mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,2% pada 2025. Optimisme ini tetap dijaga meskipun sejumlah lembaga internasional memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7%.

Dia memastikan pemerintah akan terus memitigasi risiko penurunan pertumbuhan ekonomi, salah satunya dengan mendorong konsumsi dan investasi dalam negeri.

“Kami menstimulasi konsumsi dan investasi yang sangat penting ketika kita tidak bisa bergantung terlalu banyak pada ekspor. Tapi ekspor masih tumbuh sekitar 7%, ini bagus,” kata Sri Mulyani.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...