Gencatan Senjata Iran–Israel Tak Redakan Pasar, Bagaimana Nasib Rupiah Hari Ini?

Rahayu Subekti
26 Juni 2025, 09:44
rupiah
ANTARA FOTO/Fathul Habib Sholeh/sgd/Spt.
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 69,5 poin atau 0,41 persen menjadi Rp16.891 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.822 per dolar AS.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergerak di area konsolidasi. Pengamat mata uang Ariston Tjendra menilai peluang penguatan rupiah masih terbatas selama belum ada sentimen kuat yang mendorong pergerakan.

“Potensi pergerakan rupiah hari ini berada di kisaran Rp 16.200 hingga Rp 16.350 per dolar AS,” kata Ariston kepada Katadata.co.id, Kamis (26/6).

Ia menjelaskan, meskipun indeks dolar AS tengah dalam tekanan di area 97, pelaku pasar masih cenderung berhati-hati. Tekanan terhadap dolar dipicu oleh sentimen gencatan senjata di sejumlah wilayah konflik yang mendorong minat terhadap aset berisiko.

Namun, Ariston menilai ketidakpastian global masih tinggi. “Ketidakpastian ini berasal dari isu tarif AS dan juga ketegangan geopolitik, termasuk potensi memanasnya kembali konflik Israel dan Iran,” ujarnya.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka menguat pada level Rp 16.280 per dolar AS pada perdagangan Kamis (26/6) pagi pukul 09.05 WIB. Posisi ini naik 20 poin atau 0,12% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Prospek Pemangkasan Suku Bunga The Fed Bantu Rupiah

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong melihat peluang penguatan rupiah dalam jangka pendek. Sentimen utama datang dari meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral AS (The Fed).

“Beberapa pejabat The Fed sudah mulai membuka wacana pemangkasan suku bunga, meski Ketua The Fed Jerome Powell masih terlihat ragu,” kata Lukman.

Ia memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 16.200 hingga Rp 16.350 per dolar AS, sejalan dengan pelemahan dolar yang terjadi akibat prospek pelonggaran kebijakan moneter tersebut.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...