Rupiah Melemah Imbas Perang Israel-Iran, Kemenkeu Pastikan Ekonomi Masih Aman

Rahayu Subekti
23 Juni 2025, 17:47
rupiah
ANTARA FOTO/Fathul Habib Sholeh/sgd/Spt.
Petugas menunjukan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 69,5 poin atau 0,41 persen menjadi Rp16.891 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.822 per dolar AS.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam konflik Israel-Iran telah memicu kekhawatiran pasar global. Situasi geopolitik yang memanas ini turut berdampak pada pasar keuangan Indonesia, termasuk pelemahan nilai tukar rupiah.

Rupiah ditutup melemah ke level Rp 16.492 per dolar AS pada perdagangan sore ini. Meski begitu, pemerintah memastikan dampak konflik tersebut terhadap ekonomi Indonesia masih terkendali.

“Level tekanan dalam sepekan ini masih berada dalam rentang yang aman dan belum memberikan dampak yang signifikan,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Deni Surjantoro, Senin (23/6).

Deni menambahkan, baik perekonomian nasional, sektor industri jasa keuangan, maupun kinerja fiskal Indonesia sejauh ini tetap stabil. Berdasarkan hasil asesmen Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), belum terlihat indikasi situasi yang mengkhawatirkan di pasar keuangan domestik.

“Level pelemahan masih sejalan dengan mekanisme pasar normal, di mana terjadi penurunan risk appetite,” ujar Deni.

Kemenkeu memperkirakan pelemahan rupiah bersifat sementara. Pihaknya masih masih mencermati perkembangan pasar lebih lanjut terkait dinamika geopolitik di Timur Tengah.

Antisipasi Dampak Global

Pemerintah terus memantau perkembangan situasi global dan dampaknya terhadap ekonomi Indonesia. Deni menjelaskan bahwa koordinasi lintas kementerian dan lembaga, termasuk Bank Indonesia dan OJK, dilakukan secara intensif untuk menjaga stabilitas ekonomi.

“Kami secara reguler memantau berbagai perkembangan kondisi global yang memberikan risiko bagi perekonomian dan sektor keuangan Indonesia,” kata Deni.

Selain itu, asesmen bersama juga rutin dilakukan dalam forum Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk mengukur potensi risiko terhadap perekonomian dan pasar keuangan domestik.

Tak hanya itu, pemerintah turut memperkuat sektor-sektor strategis dalam negeri guna meningkatkan daya tahan ekonomi terhadap guncangan eksternal. Salah satunya melalui diversifikasi sumber energi dan peningkatan ketahanan pangan nasional.

“Prinsip kehati-hatian tetap dijunjung tinggi dalam setiap pengambilan kebijakan,” kata Deni.

Pemerintah juga berkomitmen menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi, melindungi daya beli masyarakat, dan memastikan Indonesia tetap berada di jalur pemulihan serta pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...