BI Masih Buka Peluang Turunkan Suku Bunga Tahun Ini, Berikut Syaratnya


Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan pada level 5,50% pada bulan ini setelah pada Mei 2025 diturunkan hingga 25 basis poin (bps). Meski begitu, Gubernur BI Perry Warjiyo memastikan peluang penurunan BI-Rate masih ada.
“Bank Indonesia terus mencermati ruang penurunan suku bunga BI-Rate lebih lanjut,” kata Perry dalam konferensi pers RDG Bulanan BI Juni 2025, Rabu (19/6).
Ia menjelaskan, peluang tersebut masih ada karena pertimbangan untuk menurunkan suku bunga acuan yaitu data inflasi yang tetap rendah sesuai dengan sasaran 2,5% plus minus 5%. Bank Indonesia mencatat indeks harga konsumen atau IHK pada Mei 2025 mengalami inflasi 1,6% secara tahunan dan inflasi inti tetap terkendali sebesar 2,4% secara tahunan.
Bank Sentral juga sudah menurunkan suku bunganya pada Januari dan Mei 2025. “Kedepannya kita akan mencermati ruang penurunan suku bunga dengan tetap terkendalinya inflasi dan turut mendorong pertumbuhan,” ujar Perry.
Kapan BI Turunkan Suku Bunga Lagi?
Perry mengungkapkan penurunan suku bunga juga akan melihat kondisi ekonomi global yang kondusif. Hal ini akan mempengaruhi BI menentukan waktu memangkas suku bunganya kembali.
“Tentu saja timing-nya akan kami lihat bagaimana kondisi global dan terutama terhadap stabilitas nilai tukar rupiah itu ya arah penurunan suku bunga ke depan,” kata Perry.
Ia menambahkan, Bank Indonesia terus mendorong pertumbuhan ekonomi tidak hanya melalui suku bunga. Ia memastikan BI juga terus menambah likuiditas sebagai bagian dari operasi moneter.
“Sehingga secara keseluruhan, moneter kita adalah ekspansif dengan ukuran likuiditas,” ujar Perry.
Untuk itu, ia memastikan BI tetap menjaga terkendalinya inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah. Selain itu juga bekerja sama dengan pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tidak hanya menurunkan BI-Rate namun juga menambah likuiditas makro.
“Kita tambahkan insentif likuiditas maupun kebijakan lain untuk mendorong kredit pembiayaan dan tentu saja mengalami digitalisasi,” kata Perry.