Bank Indonesia Ramal Tren Inflasi Rendah akan Berlanjut Sampai 2026


Bank Indonesia mencatat inflasi indeks harga konsumen terjaga sebesar 1,6% secara tahunan dengan inflasi inti sebesar 2,4%. Tren inflasi rendah atau di bawah target ini diprediksi akan berlanjut hingga tahun depan.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan inflasi selama lima bulan pertama tahun ini masih di bawah sasaran 2,5% plus-minus 1%. Salah satu pendorong rendahnya inflasi bulan lalu adalah deflasi kelompok makanan bergejolak hingga 1,17% secara tahunan .
Inflasi pada kelompok barang yang harganya ditentukan pemerintah terjaga sebesar 1,36% secara tahunan. Angka ini tercatat lebih tinggi dari capaian April 2025 sebesar 1,25% secara tahunan.
"Inflasi pada bulan lalu utamanya didorong oleh inflasi komoditas tarif air minum PDAM dan aneka rokok seiring berlanjutnya kenaikan cukai hasil tembakau," kata Perry dalam konferensi pers virtual, Rabu (18/6).
Ia meyakini target inflasi 2,5% plus-minus 1% akan tercapai pada tahun ini. Pemerintah masih dapat melakukan pengendalian inflasi kelompok makanan bergejolak.
Sejalan dengan hal tersebut, bank sentral akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga acuan pada paruh kedua 2025. BI telah menurunkan BI rate dua selama tahun berjalan ini, yakni pada Januari 2025 menjadi 5,85% dan bulan lalu menjadi 5,5%.
Perry menyampaikan penurunan suku bunga acuan dibutuhkan agar target pertumbuhan ekonomi nasional tercapai. Namun, bank sentral akan tetap memperhatikan waktu penurunan dengan mempertimbangkan stabilitas rupiah dan likuiditas nasional.
"Kami akan mencermati ruang penurunan suku bunga acuan dengan tetap mengendalikan inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Tentu saja waktu penurunan akan disesuaikan dengan kondisi global, khususnya stabilitas rupiah," katanya.