Ekonom Proyeksi BI Tahan Suku Bunga di Level 5,5% pada Juni 2025

Ferrika Lukmana Sari
18 Juni 2025, 07:45
suku bunga
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Gedung Bank Indonesia (BI), Jalan M. H Thamrin, Jakarta Pusat.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Sejumlah ekonom memproyeksikan Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuan (BI-Rate) pada level 5,5% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juni 2025. Langkah ini dinilai penting demi menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan di tengah ketidakpastian global.

Ekonom KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana menilai BI sebaiknya tidak tergesa-gesa menurunkan suku bunga acuan, terutama saat kondisi fundamental ekonomi dalam negeri masih belum kuat.

“Saya melihat bahwa BI mungkin akan tahan (BI-Rate) terlebih dahulu. Sebaiknya ditahan,” kata Fikri saat dihubungi di Jakarta, Selasa (17/6).

Menurut Fikri, meskipun BI telah memangkas suku bunga dua kali masing-masing 25 basis poin pada Januari dan Mei 2025, langkah tersebut diambil saat Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed belum menurunkan suku bunga acuan (Fed Funds Rate/FFR) sama sekali.

“Artinya, ada interest rate differential yang semakin kecil antara BI-Rate dengan The Fed,” ujarnya.

Interest rate differential adalah selisih suku bunga antara dua negara. Jika selisih ini mengecil, daya tarik investasi di Indonesia bisa turun karena imbal hasilnya tak jauh beda dengan negara lain, tapi risikonya lebih tinggi.

Fikri juga menyoroti kondisi ekonomi makro Indonesia yang belum kondusif. Neraca transaksi berjalan masih mencatat defisit, dan neraca pembayaran belum menunjukkan perbaikan signifikan.

Dalam situasi seperti ini, penurunan suku bunga dikhawatirkan bisa memicu aliran modal keluar (capital outflow). “Saya agak khawatir pada saat ada capital outflow, atau risiko geopolitik lain, bisa terjadi goncangan terhadap ekonomi kita," katanya.

Fikri juga menyoroti potensi goncangan ekonomi bisa terjadi tidak hanya dari sisi ekspor-impor atau aliran portofolio, tetapi juga terhadap kondisi ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, BI sebaiknya mengambil langkah yang berpihak pada stabilitas dengan mempertahankan suku bunga di level 5,5%.

Pandangan senada disampaikan oleh Global Markets Economist Maybank Indonesia Myrdal Gunarto. Ia menilai BI akan cenderung mengambil posisi hati-hati, meskipun inflasi pada Mei 2025 tercatat rendah sebesar 1,6% yoy, pertumbuhan kredit terus melambat hingga April dan ekonomi hanya tumbuh 4,87% pada kuartal I 2025.

“Jadi memang BI kelihatannya agak terbelenggu dengan kondisi eksternal yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah,” ujar Myrdal.

Selain risiko dari konflik Israel-Iran, BI juga mempertimbangkan dampak dari perang dagang yang dilancarkan AS. “Kami melihat bahwa BI masih akan stay di level 5,5%,” kata.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antara

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...