Kemenkeu Siap Gelontorkan Stimulus Fiskal Hadapi Dampak Konflik Iran-Israel

Ferrika Lukmana Sari
16 Juni 2025, 12:53
Kemenkeu
Arief Kamaludin|KATADATA
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan berbagai langkah stimulus fiskal untuk mengantisipasi potensi dampak ekonomi dari konflik yang memanas antara Iran dan Israel.

Ketegangan geopolitik di Timur Tengah ini dinilai berpotensi mengguncang perekonomian global, terutama melalui lonjakan harga komoditas energi dan gejolak pasar keuangan.

“Pemerintah tetap bersiap dengan berbagai langkah mitigasi jika ketegangan geopolitik berdampak cukup besar terhadap stabilitas ekonomi global,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Deni Surjantoro pada Senin (16/6).

Deni menjelaskan bahwa stimulus fiskal akan diarahkan secara terukur untuk menjaga daya beli masyarakat dan memastikan sektor produktif tetap bergerak. Ini dilakukan agar tekanan terhadap ekonomi domestik, khususnya inflasi, biaya subsidi energi dan beban fiskal dapat ditekan jika harga minyak global melonjak.

“Langkah-langkah tersebut mencakup stimulus fiskal yang terarah dan terukur, agar daya beli masyarakat tetap terjaga dan sektor-sektor produktif terus bergerak,” ujarnya.

Tak hanya itu, Kemenkeu juga menyiapkan strategi rekonstruksi belanja negara agar lebih berdampak secara jangka menengah dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Pemerintah menekankan pentingnya kualitas belanja dalam menghadapi tekanan global.

“Upaya ini menjadi bagian dari strategi jangka menengah dalam menjaga kualitas belanja dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” tambah Deni.

Meskipun risiko global meningkat, pemerintah tetap optimistis terhadap ketahanan ekonomi nasional yang ditopang konsumsi domestik, kinerja sektor utama, serta kebijakan fiskal yang adaptif. Deni menegaskan bahwa pemerintah akan terus melakukan asesmen secara mendalam dan menyiapkan respons kebijakan yang terkoordinasi.

Ia juga menyebutkan bahwa pengalaman pemerintah dalam menghadapi tekanan besar seperti pandemi Covid-19 dan kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) menjadi modal penting dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional.

“Inflasi masih dalam rentang target, neraca perdagangan masih surplus, nilai tukar Rupiah dapat dijaga sesuai fundamentalnya, dan minat investor asing terhadap SBN juga tetap kuat,” katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Ferrika Lukmana Sari

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...