Saran Bank Dunia agar Indonesia Jadi Negara Maju pada 2045
Bank Dunia menyarankan Indonesia untuk mewujudkan sistem perlindungan sosial yang inklusif dan efisien. Hal ini dinilai penting untuk mencapai target menjadi negara maju pada 2045 mendatang.
"Sistem perlindungan sosial dapat memainkan peran kunci dalam membangun sumber daya manusia, terutama memastikan bahwa potensi semua orang Indonesia dimaksimalkan," tulis Bank Dunia dalam laporan Indonesia Economic Quarterly Report yang dirilis pekan ini.
Menurut Bank Dunia, perlindungan sosial yang kuat dan komprehensif harus mencakup kebutuhan dasar, seperti makanan, kesehatan, dan pendidikan. Program bantuan sosial dapat dilakukan dengan menyediakan dukungan konsumsi dan memastikan semua warga negara mendapatkan nutrisi yang memadai. Demikian pula dengan akses pendidikan.
(Baca: Mantan Bos Bank Dunia Incar Proyek Infrastruktur RI Rp 42 Triliun)
Program perlindungan sosial juga harus menjadi alat untuk melindungi masyarakat dari penyakit dan bencana alam. Dengan demikian, tak ada lagi masyarakat yang menjadi miskin karena terkena penyakit atau bencana alam.
Setelah itu, perlindungan sosial dinilai harus berkembang dan bergerak ke arah upaya memberikan kesempatan bekerja. Hal ini dapat dilakukan melalui program peningkatan keahlian yang disesuaikan dengan kesempatan kerja yang tersedia.
Program juga dapat diarahkan dengan memberikan ketrampilan untuk berwirausaha. Pemerintah juga dinilai perlu menyediakan asuransi sosial untuk seluruh penduduk. tanpa melihat apakah orang tersebut bekerja atau tidak.
(Baca: Solusi Bank Dunia agar Indonesia Lolos dari Middle Income Trap)
Bank Dunia mencatat, 25 juta orang Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan. Namun, Indonesia sedang mengalami peningkatan kelas menenga yang cukup pesat. Terdiri dari sekitar 23% orang Indonesia atau sejumlah 127 juta orang Indonesia masuk dalam kelas menengahh dan 47% menuju kelas menengah.
Pemerintah sebelumnya menargetkan Indonesia dapat menjadi negara maju pada 2045 dengan didukung bonus demografi. Saat itu, pendapatan per kapita masyarakat diperkirakan akan mencapai Rp 27 juta per bulan atau Rp 320 juta per tahun.
