Usai Libur Natal, Rupiah Dibuka Menguat Tipis Rp 13.976 per Dolar AS

Image title
Oleh Ekarina
26 Desember 2019, 09:28
Usai Libur Natal, Rupiah Menguat Tipis Rp 13.976 per Dolar AS
Seorang teller menghitung uang pecahan Rp100 ribu di Kantor Pusat BNI, Jakarta, Kamis (19/12/2019). Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis (26/12) dibuka menguat tipis.

Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis (26/12) dibuka menguat tipis 2 poin atau 0,02% ke level Rp 13.976 per dolar Amerika Serikat (AS) dibanding penutupan sebelumnya Rp 13.978. Penguatan rupiah dipicu oleh sentimen domestik dan global, seperti perang dagang AS dan Tiongkok yang terus menemui titik terang.

Mengutip Bloomberg, hingga pukul 08.30 WIB, rupiah ditransaksikan menguat 0,04% di level Rp 13.972 per dolar AS. Penguatan rupiah juga dialami mayoritas mata uang Asia.

Peso Filipina memimpin penguatan dengan kenaikan sebesar 0,25% terhadap dolar AS diikuti dolar Taiwan 0,21%, ringgit Malaysia 0,14%, dolar Singapura 0,03% dan yuan Tiongkok 0,02%. Sementara yuan Jepang melemah 0,13% terhadap dolar AS diikuti rupee India 0,11%.

(Baca: Jelang Natal, Rupiah Melemah Tipis ke 13.978 per Dolar AS)

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, pasar tampak lebih optimistis dengan hubungan AS-China yang kembali harmonis, setelah kedua negara mencapai kesepakatan dagang fase I yang kemungkinan akan diteken awal 2020.

Salah satu poin dalam kesepakatan, adalah mengenai komitmen Tiongkok untuk membeli lebih banyak produk AS dan mengurangi hambatan impor. Langkah ini dilakukan untuk menekan defisit perdagangan AS dengan Tiongkok, yang menjadi perhatian utama Trump.

Pada pertengahan bulan ini, Kepala Kantor Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengungkapkan Tiongkok menyetujui menambah pembelian hasil pertanian AS senilai US$ 32 miliar dalam dua tahun ke depan.

Sementara di dalam negeri, reformasi birokrasi, keuangan dan lainnya yang dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia membuahkan hasil yang positif akhir tahun ini. "Ini semua berkat kerjasama yang apik dengan pelaku bisnis. Hal lain yang juga penting karena kondisi politik dalam negeri stabil," ujar Ibrahim dalam keterangannya.

Di sisi lain, pemerintah yang tengah berfokus terhadap pengurangan impor migas sebesar 50% melalui diversifikasi biodiesel atau B20, B30 yang bertahap terus ditingkatkan diharapkan bisa berdampak terhadap defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD). Dengan demikian, CAD diharapkan akan terus membaik di tahun depan.

(Baca: Sentimen Positif Perang Dagang, Dorong Penguatan Rupiah)

"Karena dukungan eksternal dan internal yang begitu kuat, sehingga di akhir tahun ini mata uang garuda diprediksi akan ditutup di bawah Rp 14.000, capaian cukup besar bagi pemerintah saat ini," katanya.

Dia memprediksi rupiah bergerak di rentang Rp 13.935- Rp 13.990 per dolar AS hingga akhir tahun ini. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...