Membengkak dari Target, Defisit APBN 2019 Tembus Rp 353 Triliun
Kementerian Keuangan mencatat realisasi sementara defisit pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2019 mencapai Rp 353 triliun atau 2,2% dari Produk Domestik Bruto. Realisasi tersebut membengkak dibandingkan target APBN 2019 sebesar Rp 296 triliun atau 1,8% PDB, maupun realisasi APBN 2018 sebesar Rp 269,4 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, pendapatan negara sepanjang tahun lalu hanya mencapai 90,4% target atau sebesar Rp 1.957,2 triliun. Sementara realisasi belanja negara mencapai Rp 2.310,2 triliun atau 93,4% target.
"Pendapatan negara tertekan, sedangkan belanja negara relatif terjaga. Maka defisit APBN 2019 Rp 353 triliun triliun, lebih besar dari target awal," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers Laporan APBN 2019 di Jakarta, Selasa (7/1).
(Baca: Target Pajak Tak Tercapai pada 2019, Kurang Ratusan Triliun)
Realisasi pendapatan dan belanja tersebut juga membuat defisit keseimbangan primer melonjak dari target APBN 2019 Rp 20,1 triliun menjadi Rp 77,5 triliun. Adapun keseimbangan primer menggambarkan kemampuan pemerintah menutup belanja di luar biaya bunga utang dengan menggunakan pendapatan negara.
Sri Mulyani memerinci, pendapatan negara dari perpajakan hanya mencapai Rp 1.545,3 triliun atau 86,5% targer. Sementara pendapatan negara bukan pajak mencapai 107,1% target sebesar Rp 405 triliun dan pendapatan hibah sebesar Rp 6,8 triliun dari target Rp 400 miliar.
Adapun realisasi belanja negara terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp 1.498,9 triliun atau 91,7% dari target dan transfer daerah sebesar Rp 811,3 triliun atau 98,15%.
(Baca: BI Catat Modal Asing Masuk Tembus Rp 224 T pada 2019, Mayoritas ke SBN)
Dari komponen belanja pemerintah pusat, belanja kementerian/lembaga tercatat mencampai Rp876,4 triliun atau melampaui pagu APBN 2019 Rp 855 triliun. Di sisi lain, belanja non-KL hanya mencapai 79,9% target atau sebesar Rp 622,6 triliun.
Adapun seiring dengan defisit anggaran yang membengkak, pemerintah juga mencatat realisasi pembiayaan mencapai Rp 399,5 triliun atau lewat dari target Rp 296 triliun.