Konsumsi & Tabungan Turun, Masyarakat RI Ramai Bayar Utang Bulan Lalu
Pada awal tahun ini, porsi konsumsi dan tabungan menurun dibanding akhir 2019. Bank Indonesia (BI) mencatat, pembayaran utang justru meningkat pada Januari lalu.
Berdasarkan survei konsumen BI yang dirilis hari ini (6/2), rata-rata proporsi pendapatan masyarakat yang digunakan untuk konsumsi pada Januari sebesar 68,1%. Besaran tersebut turun dibanding Desember 2019 yang mencapai 69,2%.
Menurunnya porsi konsumsi terhadap pendapatan terjadi pada seluruh tingkat pengeluaran. Terutama pada responden yangn pengeluarannya Rp 1-2 juta per bulan.
(Baca: Ekonomi RI Tahun Lalu Tumbuh Terendah Sejak 2015, Berikut Faktornya)
Indeks Keyakinan Konsumen pun turun dari 126,4 menjadi 121,7 pada bulan lalu. “Melemahnya optimisme konsumen karena Indeks Ekonomi Saat Ini dan Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi menurun,” demikian dikutip dari survei BI, hari ini (6/2).
Pada awal tahun ini, keyakinan konsumen untuk membeli barang tahan lama dan ketersediaan lapangan kerja pun menurun. Konsumen memperkirakan, kenaikan penghasilan selama enam bulan ke depan akan terbatas,” katanya.
Rerata proporsi pendapatan konsumen yang ditabung juga menurun tipis dari 19,5% menjadi 19,4% pada Januari 2020. (Baca: Konsumsi Pakaian Melambat, BPS: Anak Sekarang Lebih Suka 'Nongkrong')
Data itu berbanding terbalik dengan rerata rasio pembayaran cicilan utang yang meningkat dari 11,3% menjadi 12,5% pada Januari lalu. Peningkatan yang paling tinggi terjadi pada responden dengan tingkat pengeluaran di atas Rp 5 juta per bulan.
Survei tersebut juga memperkirakan pengeluaran masyarakat Indonesia untuk konsumsi dalam tiga bulan ke depan meningat dari 160,9 menjadi 163,6.
Responden juga memprediksi jumlah tabungan dalam enam bulan ke depan meningkat. Sedangkan saldo utang diproyeksi menurun. (Baca: Tumbuh 12% per Tahun, Kelas Menengah RI Gemar Beli AC hingga Mobil)
Mayoritas responden memilih deposito atau tabungan untuk menyimpan uangnya selama setahun ke depan. Lalu, 22,3% responden memilih properti dan 20,5% ingin berinvestasi emas atau perhiasan.
Sebanyak 7,6% responden menyatakan minat yang kuat untuk membeli atau membangun rumah dalam setahun mendatang. Persentase itu meningkat dibanding Desember 2019 yang hanya 7,1%.
Hanya, sebagian besar konsumen memperkirakan adanya tekanan harga selama setahun ini. Tekanan harga diperkirakan terjadi karena permintaan barang dan jasa di awal tahun meningkat.
Kenaikan harga diperkirakan terjadi di 15 kota, yang tertinggi di Samarinda, Palembang, dan Ambon. (Baca: Riset Bank Dunia: 115 Juta Orang Indonesia Rentan Miskin)