Utang Pemerintah hingga Februari Rp 4.948 Triliun, Porsi SBN Capai 84%

Agatha Olivia Victoria
18 Maret 2020, 19:44
Utang Pemerintah hingga Februari Rp 4.948 Triliun, Porsi SBN Capai 84%
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) didampingi Wakil Menteri Suahasil Nazara (kiri) memberikan keterangan pers tentang realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 per akhir November di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah per Februari 2020 mencapai Rp 4.948,18 triliun. Dengan begitu, rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 30,82%.

"Rasio posisi utang yang terjaga sebesar 30,82% di tengah tekanan virus corona dan gejolak perang dagang serta perang minyak merupakan bukti tetap teguhnya pemerintah melaksanakan aturan yang digariskan oleh UU Keuangan Negara Nomor 17 tahun 2003 serta Undang-undang APBN," tulis buku APBN KiTa Edisi Maret 2020, dikutip Rabu (18/3).

Secara rinci, utang pemerintah masih didominasi oleh porsi Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat sebesar Rp 4.151,3 triliun atau 84,39% dari keseluruhan utang pemerintah. Sementara, utang yang berasal dari pinjaman tercatat sebesar Rp 796,88 triliun atau 15,61%.

Utang pemerintah dalam bentuk SBN terdiri dari SBN domestik sebesar Rp 3.031,86 triliun, yang terbagi menjadi dua, yakni Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Porsi SUN tercatat sebesar Rp 2.485,83 triliun, sementara SBSN mencapai Rp 546,03 triliun.

(Baca: Lelang Surat Utang Banjir Peminat, Pemerintah Raup Rp 17 Triliun)

Selain SBN domestik, pemerintah juga menerbitkan SBN dalam denominasi mata uang asing atau SBN valas, yang tercatat sebesar Rp 1.119,44 triliun per Februari 2020. SBN valas terdiri atas SUN sebesar Rp 903,08 triliun SUN dan SBNS sebesar Rp 216,36 triliun.

Sementara, utang pemerintah yang berasal dari pinjaman terdiri dari pinjaman dalam negeri sebesar Rp 10,14 triliun dan pinjaman luar negeri Rp 787,74 triliun. Pinjaman luar negeri tersebut berasal dari Rp 307,96 triliun pinjaman bilateral, Rp 438,74 triliun pinjaman multilateral, serta Rp 40,04 triliun dari bank komersial.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, realisasi pembiayaan utang pemerintah dalam dua bulan pertama 2020 telah mencapai Rp 115,56 triliun. "Realisasi ini 32,8% dari target APBN tahun ini," kata Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (18/3).

Pembiayaan utang tersebut terdiri dari realisasi SBN sebesar Rp 113,85 triliun, atau 29,2% target APBN dan realisasi pinjaman sebesar Rp 1,71 tirliun atau kontraksi 4,6% target APBN.

Secara lebih rinci, realisasi pinjaman hingga Februari 2020 berasal dari penarikan pinjaman luar negeri sebesar Rp 7,54 triliun dan pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri yang mencapai Rp 5,83 triliun, sedangkan komponen pinjaman dalam negeri belum ada realisasi.

(Baca: Penerimaan Pajak Turun, Defisit APBN Melebar jadi Rp 62,8 T Bulan Lalu)

Reporter: Agatha Olivia Victoria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...