Rupiah Menguat ke Rp 16.500 per Dolar AS Imbas Stimulus The Fed
Nilai tukar rupiah menguat 0,45% ke level Rp 16.500 per dolar AS pada perdagangan di pasar spot sore ini, Selasa (24/3). Rupiah menguat usai Bank Sentral AS, The Federal Reserve mengeluarkan kebijakan pelonggaran kuantitatif.
Hampir seluruh mata uang Asia menguat sore ini, Mengutip Bloomberg, yen Jepang naik 0,54%, dolar Hong Kong 0,01%, dolar Singapura 0,7%, dolar Taiwan 0,17%, won Korea Selatan 1,34%, peso Filipina 0,75%, rupee India 0,11%, yuan Tiongkok 0,2%, dan ringgi Malaysia 0,36%. Hanya baht Thailand yang melemah 0,12% terhadap dolar AS.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate yang dipublikasikan BI pagi ini juga menempatkan rupiah di posisi Rp 16.486 per dolar AS, naik 122 poin dari level kemarin.
Panel Ahli Katadata Insight Center Damhuri Nasution menjelaskan kurs rupiah saat ini memang sedang menguat karena terbantu stimulus The Fed. "Ini karena The Fed sudah mengeluarkan stimulus berupa pelonggaran kuantitatif dalam jumlah yang tidak terbatas," kata Damhuri kepada Katadata.co.id, Selasa (24/3).
(Baca: Bos BI Sebut Sri Mulyani Segera Ajukan APBN Perubahan ke DPR)
Pelonggaran tersebut dilakukan dengan membeli US treasury dan Morgage Backed Securities, serta kebijakan lainnya. Langkah tersebut menurut Damhuri akan meningkatkan likuiditas dolar AS.
"Sekaligus menyebabkan kurs mata uang dunia menguat terhadap dolar AS, termasuk rupiah," ucap dia.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menilai, kepanikan pasar global saat ini memang sedang mereda. "Meski masih tinggi tetapi kami pantau terus. Di AS, di Eropa juga terjadi kepanikan global. Tetapi di AS misalnya langkah-langkah Fed itu juga kemudian menstabilkan," ucap Perry di Jakarta, hari ini.
(Baca: Rencana Stimulus AS Rp 66.000 T Dongkrak Bursa Asia, IHSG Turun 0,95%)
Para eksportir saat ini juga terus memasok dolar AS sehingga pergerakan rupiah masih cukup stabil. "Kami lihat bid offer berjalan baik di valas saat ini," ujarnya.
Ia juga memastikan BI akan terus berada di pasar dan mengintervensi rupiah jika diperlukan. Intervensi akan dilakukan BI baik di pasar spot, DNDF, maupun SBN. "Sebagaimana kita ketahui selama tahun ini BI sudah membeli SBN Rp 168,2 triliun yang dilepas oleh asing. Itu kami beli agar rupiah stabil," kata dia.