Efek Kasus Corona Bertambah, Rupiah Anjlok Lagi ke 16.525 per Dolar AS

Agatha Olivia Victoria
2 April 2020, 09:42
Karyawan menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Kekhawatiran masih meningkatnya pandemi corona membuat nilai tukar rupiah dibuka melemah ke level Rp 16.325 per dolar Amerika Serikat (AS).
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
Karyawan menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Kekhawatiran masih meningkatnya pandemi corona membuat nilai tukar rupiah dibuka melemah ke level Rp 16.325 per dolar Amerika Serikat (AS).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,5% ke level Rp 16.525 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (2/4) pagi. Pelemahan rupiah disebabkan masih meningkatnya penyebaran virus corona di dunia.

Pelemahan terhadap dolar AS tak hanya dialami oleh rupiah saja. Mengutip Bloomberg, Kamis (2/4), nilai tukar seluruh mata uang Asia terhadap dolar AS juga ikut melemah.

Yen Jepang misalnya, tercatat melemah 0,33% terhadap dolar AS, kemudian dolar Hong Kong juga tercatat melemah tipis 0,01%.

Sementara, dolar Singapura juga melemah terhadap dolar AS sebesar 0,09%, kemudian dolar Taiwan melemah 0,13%, dan won Korea Selatan 0,89 melemah%.

Selain itu, terhadap dolar AS, yuan Tiongkok melemah 0,26%, rupee India melemah 0,86%, peso Filipina melemah 0,16%, ringgit Malaysia melemah 0,51%, dan baht Thailand melemah 0,24%.

Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, harga aset berisiko terlihat masih negatif. "Pasar masih nyaman untuk keluar dari aset berisiko, karena peningkatan penyebaran pandemi virus corona," kata Tjendra kepada Katadata.co.id, Kamis (2/4).

(Baca: Rupiah dan Mayoritas Mata Uang Asia Melemah Tertekan Kondisi Global)

Selain itu, menurutnya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun terlihat kembali melemah. Imbal hasil AS turun ke kisaran 0,57%, mendekati level terendah sepanjang masa yang terjadi tanggal 9 Maret 2020 di 0,36%.

Ia menjelaskan, pelemahan tersebut bisa mengindikasikan permintaan terhadap obligasi tinggi, sehingga harga naik dan tingkat imbal hasilnya turun.

Terkait kekhawatiran investor terhadap penyebaran pandemi corona, Tjendra menyebut, kasus positif corona di AS sudah menyentuh angka 200 ribu. Peningkatan kasus positif virus corona juga terjadi di Italia, Inggris, termasuk Indonesia.

"Bila ini terus berlanjut, pasar mengkhawatirkan ekonomi bakal terus tertekan seperti data-data ekonomi yang baru saja dirilis," kata Ariston.

Untuk pergerakan nilai tukar rupiah, Ariston memprediksi rupiah akan bergerak di rentang Rp 16.300 sampai dengan Rp 16.575 per dolar AS sepanjang hari ini.

(Baca: BI & Pemerintah Antisipasi Kondisi Terburuk Kurs Rupiah 20.000 per US$)

Reporter: Agatha Olivia Victoria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...