Rupiah Berpeluang Menguat Usai Moody’s Pangkas Peringkat Kredit AS


Lembaga pemeringkat Moody's menurunkan peringkat kredit Amerika Serikat (AS) sebesar satu tingkat menjadi "Aa1" pada Jumat (16/5). Hal ini diprediksi bisa memicu penguatan rupiah terhadap dolar AS.
“Berita penurunan peringkat utang AS oleh Moody’s mendorong pelemahan dolar AS dan berpeluang menguatkan rupiah,” kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra kepada Katadata.co.id, Senin (19/5).
Ariston memproyeksikan rupiah berpeluang menguat ke level 16.400 per dolar AS hingga 16.350 per dolar AS.
Selain itu, Ariston menambahkan, berita soal ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed juga akan mempengaruhi pergerakan dolar AS. Lalu pada akhirnya juga bisa mendukung penguatan rupiah.
“Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed karena kondisi ekonomi AS yang melemah akibat kebijakan tarif Trump yang menurunkan konsumsi juga memicu pelemahan dolar AS,” ujar Ariston.
Meski diproyeksikan menguat, berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.15 WIB, rupiah masih dibuka melemah pada level 16.471 per dolar AS. Level ini turun 27,0 poin atau 0,16% dari penutupan akhir pekan lalu.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, juga melihat adanya sinyal penguatan rupiah pada perdagangan hari ini. Menurutnya, penguatan ini dipengaruhi pemangkasan peringkat kredit AS oleh Moody’s.
“Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang tertekan oleh penurunan rating kredit AS oleh Moody’s. Rentangnya di Rp 16.400 per dolar AS hingga Rp 16.500 per dolar AS,” kata Lukman.
Kekhawatiran Utang AS
Moody's menurunkan peringkat kredit AS karena kekhawatiran utang yang bertambah menjadi US$ 36 triliun. Tak hanya itu, Moody's juga mengubah prospek AS dari stabil menjadi negatif.
Pemangkasan itu karena defisit fiskal yang lebih besar dan pembayaran bunga utang yang lebih tinggi. “Pemerintahan dan Kongres AS berturut-turut telah gagal menyetujui langkah-langkah untuk membalikkan tren defisit fiskal tahunan yang besar dan meningkatnya biaya bunga," kata Moody's dikutip dari Reuters.
Sejak kembali kembali menjabat pada 20 Januari, Trump mengatakan akan menyeimbangkan anggaran. Sementara Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, telah berulang kali mengatakan bahwa pemerintahan Trump berusaha memangkas pembiayaan.
Namun, upaya pemerintah untuk meningkatkan pendapatan dan memangkas pengeluaran sejauh ini gagal meyakinkan investor. Upaya Trump untuk memangkas pengeluaran melalui Departemen Efisiensi Pemerintah milik Elon Musk telah jauh dari tujuan awalnya.