Wall Street Melonjak Didorong Aksi Ambil Untung Investor


Indeks bursa Amerika Serikat (AS) naik pada Senin (4/8) menyusul aksi beli investor yang memanfaatkan anjloknya saham di sesi sebelumnya. Menguatnya indeks wall street itu dipicu oleh kekhawatiran terhadap ekonomi AS dan putaran baru tarif dari pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 585,06 poin atau 1,34% ke level 44.173,64. Lalu S&P 500 menguat 1,47% ke 6.329,94 dan Nasdaq Composite melonjak 1,95% ke 21.053,58. Ini menjadi hari terbaik bagi S&P 500 sejak Mei, sekaligus mengakhiri tren penurunan selama empat hari berturut-turut.
“Pasar sedang memulihkan diri dari tekanan. Namun bukan tidak mungkin akan terjadi aksi ambil untung dalam waktu dekat,” kata Kepala Strategi Investasi CFRA Research, Sam Stovall, dikutip CNBC, Selasa (5/8).
Adapun pada perdagangan sebelumnya, pasar sempat tertekan oleh data tenaga kerja yang di bawah ekspektasi, termasuk revisi besar atas data Mei dan Juni. Kondisi ini diperburuk oleh keputusan Presiden Donald Trump yang memecat kepala Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) dan berencana menunjuk komisioner baru.
Sentimen negatif juga datang dari kebijakan tarif baru. Akhir pekan lalu, Trump meneken perintah eksekutif yang memperbarui tarif “timbal balik” terhadap puluhan negara, dengan kisaran tarif baru antara 10% hingga 41%.
Dengan minimnya rilis data ekonomi pekan ini, pelaku pasar akan mencermati kelanjutan negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, usai pertemuan pejabat tinggi di Stockholm, Swedia. Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut kedua pihak telah memiliki dasar menuju kesepakatan.
Seiring dengan itu, investor juga menanti laporan keuangan dari beberapa emiten besar. Palantir dijadwalkan merilis kinerja keuangan setelah penutupan pasar Senin, sementara AMD akan menyusul pada Selasa.
Di sisi lain, pasar memasuki periode yang secara historis cenderung negatif. Data Stock Trader’s Almanac mencatat Agustus sebagai bulan terburuk bagi Dow Jones sejak 1988, serta bulan terlemah kedua bagi S&P 500 dan Nasdaq.