Pandu Sjahrir Respons Pertamina NRE Akuisisi Perusahaan EBT Rp1,9 T (Revisi)

Nur Hana Putri Nabila
26 Juni 2025, 17:25
pertamina geothermal, pgeo
ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/aww.
Ilustrasi. Produksi listrik PGE pada tahun lalu mencapai 4.827,22 gigawatt hour (GWh), meningkat 1,96% dibandingkan tahun sebelumnya.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Chief Investment Officer Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) Pandu Sjahrir menanggapi investasi anak usaha Pertamina di perusahaan energi terbarukan asal Filipina. Pertamina merupakan salah satu BUMN yang di bawah pengelolaan Danantara Indonesia.

Anak usaha Pertamina, Pertamina New & Renewable Energy, mengakuisisi 20% saham perusahaan energi terbarukan asal Filipina, Citicore Renewable Energy Corporation. Nilai aksi korporasi ini mencapai US$ 120 juta atau Rp 1,96 triliun. Kedua perusahaan telah menandatangani perjanjian pengambilan bagian saham baru pada hari ini, Kamis (19/6).

“Kalau saya enggak salah, nilainya mendekati sekitar US$ 120 juta,” ujar Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, ketika ditemui di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (26/6). 

Pandu menilai kerja sama strategis ini tidak saja menciptakan nilai bisnis bagi kedua perusahaan tapi juga nilai tambah bagi kedua negara. Khususnya bagi Indonesia, kerja sama ini memberikan manfaat investasi strategis. 

"Tujuan dari kerja sama ini juga penting untuk hubungan kedua negara, di mana ini bisa menjadi contoh yang baik di kawasan regional, khususnya ASEAN. Karena kemitraan strategis ini bersifat resiprokal, yakni di masa depan akan ada investasi yang masuk di Indonesia sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat oleh Pertamina NRE dan CREC,” ujar Pandu. 

Danantara juga mengawal proses investasi anak usaha Pertamina, Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).  Danantara tengah membahas rencana penandatanganan Head of Agreement (HoA) dan Memorandum of Understanding (MoU) dengan PGEO atau PGE.    

CEO Danantara Rosan Roeslani menyampaikan, pihaknya ingin mendorong proyek-proyek prioritas PGEO agar segera masuk dalam daftar pelaksanaan investasi. Salah satu fokus utama yang dibahas dalam pertemuan dengan jajaran direksi Pertamina Geothermal Energy (PGE) di kantor Danantara adalah pengembangan energi panas bumi hingga kapasitas 3 gigawatt (GW).

“Ini merupakan langkah penting dalam mempercepat transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan,” tulis Rosan dalam media sosialnya, Selasa (24/6).  

Rosan menekankan, Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 turut menjadi perhatian utama, terutama dalam integrasi proyek-proyek panas bumi. Kolaborasi ini diharapkan menjadi katalis bagi percepatan hilirisasi energi serta mendorong pertumbuhan ekonomi hijau di tingkat nasional.

PGEO Targetkan 1 GW Kapasitas Mandiri dalam Dua Tahun

PGE saat ini mengelola kapasitas terpasang sebesar 1.877,5 megawatt (MW). Dari total kapasitas tersebut, sekitar 672,5 MW dikelola secara langsung oleh PGE, sedangkan 1.205 MW lainnya dijalankan melalui skema Kontrak Operasi Bersama (Joint Operation Contract/JOC).  

Produksi listrik PGE pada tahun lalu mencapai 4.827,22 gigawatt hour (GWh), meningkat 1,96% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh kinerja positif dari beberapa area utama, seperti Kamojang yang mencatatkan pertumbuhan 5,36%, Lahendong 0,40%, dan Lumut Balai 2,72%. 

Adapun energi panas bumi yang dihasilkan PGE saat ini mampu memasok kebutuhan listrik lebih dari 2 juta rumah tangga dan berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon hingga 9,7 juta ton CO? per tahun.  

Ke depan,  PGE menargetkan kapasitas terpasang mandiri mencapai 1 gigawatt (GW) dalam dua tahun ke depan dan meningkat menjadi 1,7 GW pada 2033. Demi mewujudkan target tersebut, PGE akan terus mendorong peningkatan produksi, eksplorasi, dan pengembangan WKP baru, termasuk proyek Lumut Balai Unit 2 yang direncanakan mulai beroperasi pada pertengahan tahun ini. 

 “Langkah ini sejalan dengan upaya PGE dalam mendukung transisi energi nasional, memperkuat ketahanan energi, dan mendukung pencapaian target Net Zero Emission pada 2060,” tulis manajemen PGEO dalam keterangannya, Senin (23/6).

Catatan Revisi: 

Katadata merevisi judul dan mengubah lima paragraf artikel ini pada Minggu, 29 Juni 2025 pukul 08.00. Revisi judul dan isi artikel karena klarifikasi atas misinformasi yang disampaikan narasumber. Artikel ini sebelumnya berjudul: "Danantara Bakal Suntik Dana Rp 1,94 Triliun ke Pertamina Geothermal (PGEO)". 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...