Sederet Prediksi Saham AADI: Dividen 40%, Pendapatan, Hingga Laba

Nur Hana Putri Nabila
27 Desember 2024, 13:00
PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (5/12).
Dok. Adaro Andalan Indonesia
PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (5/12).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

CGS International Sekuritas Indonesia memprediksi kinerja emiten milik konglomerat Garibaldi Thohir atau Boy Thohir, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) mulai dari dividen, pendapatan hingga laba. Anak usaha PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) itu diproyeksikan bakal membagikan dividen hingga 40% untuk tahun 2025 dan 2026.

Analis dari CGS International Sekuritas Indonesia, Jacquelin Hamdani dan Nathania Giovanna Adjie, memperkirakan dividen sebesar 40% akan menghasilkan imbal hasil antara 5,9% hingga 7,0%, dibandingkan dengan sebelumnya yang berada di kisaran 6,0% hingga 9,5%. 

Tak hanya itu, ia juga mengatakan proyeksi ini mengasumsikan pembayaran pinjaman sebesar US$ 106 juta dan belanja modal US$ 450 juta untuk proyek pembangkit listrik pada tahun fiskal 2025. Dalam skenario optimistis, di mana tidak ada pembayaran pinjaman dan rasio dividen meningkat menjadi 55%, diperkirakan imbal hasil bisa mencapai 8,1% hingga 9,6%. 

Sebaliknya, CGS International Sekuritas Indonesia menyebut dalam skenario pesimistis, dengan asumsi belanja modal yang lebih tinggi untuk pengembangan tambang batu bara baru dan pembayaran pinjaman yang lebih besar kepada ADRO yaitu setara US$763 juta yang terutang per Juni 2024, imbal hasil diperkirakan akan lebih rendah.

“Skenario ini dapat terjadi jika ADRO melakukan merger dan akuisisi signifikan dan asumsi pembayaran dividen 25% yang menghasilkan imbal hasil 3,7-4,3%,” tulis analis CGS International Sekuritas Indonesia, dikutip Jumat (27/12). 

Bagaimana Proyeksi Pendapatan dan Laba AADI Apabila Batu Bara Turun?

Di samping itu, CGS International Sekuritas Indonesia memproyeksikan harga batu bara akan turun menjadi US$ 110 per ton pada 2025 dan US$95 per ton pada 2026. Angka tersebut turun dari US$ 135 per ton pada 2024, akibat potensi kelebihan pasokan. 

Analis CGS International menilai turunnya harga batu bara diperkirakan akan menyebabkan harga jual rata-rata (ASP) yang lebih rendah secara tahunan untuk AADI. Akibatnya, pendapatan diperkirakan turun menjadi US$ 4,4 miliar pada 2025 atau 16% dibandingkan tahun sebelumnya.

Tak hanya itu, pendapatan AADI juga diproyeksikan turun menjadi US$3,9 miliar pada 2026 atau sebesar  11% yoy. Di sisi lain, produksi diperkirakan akan mencapai 66,9 juta hingga 68,3 juta ton pada periode yang sama, dengan kenaikan 2% dibandingkan tahun sebelumnya.

“Kami memperkirakan laba bersih inti untuk 2025 dan 2026 masing-masing akan mencapai US$756  juta (-23% yoy) dan US$ 645 juta (-15% yoy),” ungkapnya. 

Setelah harga saham AADI naik sebesar 56% sejak IPO pada 5 Desember, perusahaan kini diperdagangkan dengan P/E 5,8x untuk 2025. CGS International menilai rasio tersebut wajar jika dibandingkan dengan rata-rata perusahaan sejenis yang berada di angka 6,7x. 

CGS International merekomendasikan untuk mempertahankan atau hold saham AADI dengan target harga Rp 8.900. Perhitungan ini berdasarkan proyeksi keuntungan perusahaan dengan asumsi tambang akan beroperasi selama 7 tahun.

Analis CGS International menyebut hal yang membuat harga saham AADI naik apabila perusahaan membayarkan dividen yang lebih besar dan naiknya harga batu bara. Sebaliknya, harga saham bakal turun jika AADI membagikan dividen lebih kecil dan turunnya harga batu bara.

Di sisi lain, saham AADI terpantau menguat 2,91% ke level Rp 7.950 per lembar saham pada penutupan perdagangan sesi pertama siang ini, Jumat (27/12). Tak hanya itu, nilai transaksinya sebesar Rp 90,04 miliar dan kapitalisasi pasarnya menjadi Rp 61,91 triliun.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...