Angkasa Pura II Jual Obligasi Rp 750 M untuk Bangun Fasilitas Bandara

Ihya Ulum Aldin
13 Desember 2018, 18:39
Terminal 3 Soetta
Arief Kamaludin|Katadata
Terminal 3 Ultimate menjadi terminal bandara termegah dan tercanggih di Indonesia, beroperasi pada 20 Juni 2016.

PT Angkasa Pura II (Persero) resmi mencatatkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I 2018 pada pembukaan sesi kedua perdagangan pasar modal, Kamis (13/12). Dana hasil obligasi ini rencananya digunakan untuk membiayai pengembangan dan peremajaan landasan pacu, taxiway, apron, dan fasilitas penunjang lainnya.

Obligasi ini dikeluarkan dengan total nilai sebesar Rp 750 miliar yang terbagi menjadi dua seri. Seri A bernilai Rp 200 miliar bertenor tiga tahun, dengan tingkat bunga sebesar 8,65% per tahun. Seri B bernilai Rp 550 miliar bertenor 5 tahun dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,95% per tahun.

"Bunga obligasi dibayarkan setiap tiga bulan sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing bunga obligasi," kata Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin di Gedung BEI, Jakarta, saat pencatatan perdana obligasi, Kamis (13/12).

Dia menambahkan, dana hasil obligasi yang diperoleh, setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk memaksimalkan pembangunan infrastruktur bandara-bandara yang dikelola AP II. Saat ini, AP II mengelola 15 bandara, yang akan bertambah menjadi 20 bandara pada tahun depan. 

Penerbitan obligasi tersebut merupakan salah satu upaya AP II untuk memenuhi belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2019 yang dianggarkan sebesar Rp 11 triliun - Rp 12 triliun. Penerbitan obligasi ini, ditambah pendanaan dari bank akan memenuhi porsi 70% dari capex tersebut, sedangkan sisanya akan didanai dari kas internal perusahaan. AP II sudah mendapatkan komitmen pendaan dari perbankan sebesar Rp 5,5 triliun tahun depan.

(Baca juga: Pengembangan Bandara Kualanamu Diminati 22 Calon Investor)

Direktur Keuangan AP II Andra Agussalam pada kesempatan yang sama memastikan mereka akan mengeluarkan obligasi lanjutan dari obligasi yang diterbitkan hari ini. Untuk diketahui, obligasi AP II merupakan bagian dari obligasi penawaran umum berkelanjutan di mana AP II mengantongi izin penerbitan hingga Rp 3 triliun dengan jangka waktu dua tahun.

Namun, Andra belum bisa menyebutkan besaran obligasi yang akan diterbitkan AP II tahun depan. Hal itu karena mereka akan menyesuaikan waktu dan jumlah penerbitan obligasi dengan kebutuhan dan progres pelaksanaan proyek di lapangan.

"Tahun depan bisa saja dua kali (menerbitkan obligasi) kami lakukan, di semester satu dan sisanya semester berikutnya. (Tapi) kita lihat perkembangan proyek di lapangan," kata Andra menjelaskan.

Selain itu, Andra memastikan tidak ada utang yang jatuh tempo tahun depan, sehingga AP II bisa lebih fleksibel dalam mengelola jatah obligasi mereka. Jika ada kebutuhan proyek yang besar, bisa saja mereka menerbitkan obligasi karena waktu pengeluaran obligasi yang relatif lebih mudah.

Selain itu, AP II juga akan melihat besar kebutuhan pendanaan dalam mempertimbangkan penerbitan obligasi. Jika kebutuhan dananya kecil, antara Rp 100 miliar sampai Rp 200 miliar, maka mereka akan lebih memilih pendanaan dari perbankan. "Top line bisa tumbuh dua digit kita hati-hati sekali mengelola yang bottom line karena menyangkut pendanaan," kata Andra.

(Baca lagi: Tambah Fasilitas Bandara, Angkasa Pura II Tawarkan Obligasi Rp 750 M)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...