Menuju COP30: Diplomasi dan Investasi Jadi Kunci Aksi Iklim Berkelanjutan

Anshar Dwi Wibowo
Oleh Anshar Dwi Wibowo - Tim Publikasi Katadata
29 Juli 2025, 17:43
iklim
Dok INZS
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Direktur Eksekutif COP30 Ana Toni menegaskan bahwa aksi iklim memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan menciptakan keadilan sosial. 

Dalam pidato kuncinya yang disampaikan secara virtual, Ana menyampaikan lima refleksi utama dari kepresidenan COP30 yang menyoroti keterkaitan erat antara kebijakan iklim, pembangunan nasional, dan kerja sama global.

“Menangani krisis iklim bukan hanya kebutuhan pembangunan, tapi juga fondasi bagi ekonomi yang adil, tangguh, dan inklusif,” ujar Ana dalam Indonesia Net-Zero Summit 2025, Sabtu (26/7/2025).

Ana juga menekankan bahwa investasi dalam adaptasi dan mitigasi iklim bukanlah beban, melainkan langkah strategis. Menurut dia, setiap satu dolar yang diinvestasikan untuk adaptasi dapat mencegah kerugian hingga empat dolar di masa depan, mengacu pada studi yang menunjukkan rata-rata pengembalian sebesar 27 persen dari investasi adaptasi.

Lebih lanjut, Ana menyoroti pentingnya hutan tropis sebagai aset strategis global, bukan beban. “Negara-negara maju harus mengakui pentingnya pendanaan iklim yang adil dan dapat diprediksi untuk perlindungan hutan,” ujarnya.

Ia juga memperkenalkan Tropical Forest Forever Facility (TFFF), sebuah mekanisme keuangan baru yang diluncurkan oleh Brasil, Indonesia, dan sejumlah negara lain untuk mendukung negara-negara yang menjaga hutan demi kepentingan global.

Terkait pembiayaan iklim global, Ana menegaskan bahwa komitmen nasional atau Nationally Determined Contributions (NDCs) harus kuat dan menarik bagi investor.

“Kami mendorong setiap negara untuk menyusun NDC yang dapat diinvestasikan, lengkap dengan rencana sektoral dan lintas sektor,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya konsistensi kebijakan. Menurutnya, ambisi iklim hanya dapat diwujudkan jika menjadi kebijakan negara, bukan sekadar program pemerintah yang dapat berubah sewaktu-waktu. 

Dukungan internasional dibutuhkan untuk memperkuat kapasitas kelembagaan negara berkembang agar mampu mempertahankan platform iklim nasional yang inklusif dan berbasis komunitas.

Ana menutup pidatonya dengan ajakan untuk memperkuat diplomasi, terutama oleh negara-negara berpendapatan menengah.

“Negara-negara ini punya kemampuan untuk menjembatani perbedaan, mengurangi polarisasi, membangun kepercayaan, dan mendorong kemajuan kolektif,” ujarnya.

COP30 yang akan digelar di kawasan Amazon pada November mendatang, lanjutnya, akan menjadi ajang percepatan dan implementasi, dengan fokus pada inklusi, hasil nyata, dan transformasi berkelanjutan.

“Mari kita tempuh jalur ini bersama-sama. Saya menantikan hasil dari pertemuan ini yang akan dibawa menuju COP30,” pungkasnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...