Garap 8 Proyek Panas Bumi, Anak Usaha PLN Butuh Dana Rp 14 Triliun

Image title
14 Agustus 2019, 18:10
PLN, Panas Bumi, Energi.
Katadata
Ilustrasi pembangkit listrik geothermal. Anak usaha PLN memerlukan US$ 1 miliar untuk garap 8 Wilayah Kerja Panas Bumi.

Anak usaha PT. PLN (Persero)  yakni PT PLN Gas & Geothermal (PLN GG) memerlukan dana sekitar US$ 1 miliar atau setara Rp 14,2 triliun untuk membangun delapan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP).  Oleh sebab itu PLN GG saat ini mencari investor mitra untuk menggarap proyek-proyek tersebut.

Direktur PT. PLN GG Yudistian Yunis mengatakan, nantinya pengelolaan delapan WKP akan dikerjakan bersama para investor dengan porsi masing-masing 70%-80% dan 20% - 30%. Ia menyebut saat ini sudah ada lima investor potensial dalam dan luar negeri yang tertarik berpartisipasi dalam mengelola WKP tersebut.

"Diharapkan mitra bawa juga pendanan, kami minta opsi itu di mitra, tapi yang utama kemampuan teknis," katanya di Jakarta Convention Center, Rabu (14/8).

(Baca: Pertamina Butuh Rp 38 T Bangun Pembangkit Panas Bumi hingga 2026)

Delapan WKP tersebut terdiri dari, Songa Wayaua dengan kapasitas 10 Megawatt (MW) di Provinsi Maluku Utara, Atedei dan Gunung Sirung dengan kapasitas masing-masing 5 MW di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), lalu Oka Ile Ange berkapasitas 10 MW di NTT.

Selain itu ada juga WKP Gunung Tangkuban Perahu berkapasitas 55 MW di Jawa Barat, Gunung Ungaran kapasitas 55 MW di Jawa Tengah, Kepahiang 110 MW di Bengkulu, serta Danau Ranau 40 MW di Lampung.

"Kami sedang diskusikan karena mitra itu kerja di upstream (hulu) panas bumi. Sementara PLN bergerak di downstream (hilir). Kami cari kolaborasi paling optimal," ujar Yudistian.

Namun investasi senilai US$ 1 miliar tersebut masih disesuaikan dengan potensi pengembangan pembangkit yang akan dibangun di masing-masing wilayah kerja. Potensi akan dipastikan kembali dengan melakukan eksplorasi di titik WKP.

PLN juga menargetkan dalam dua hingga tiga bulan ke depan akan umumkan lima mitra yang mengerjakan delapan WKP. Setelah pengumuman pembagian wilayah kerja dilakukan, eksplorasi delapan WKP tersebut akan dimulai dan ditargetkan mulai beroperasi antara tahun 2023 hingga 2024.

(Baca: Biaya Investasi Tinggi, Proyek Panas Bumi Berjalan Lambat)

Selain itu, nantinya PLN GG dan mitra akan memproduksi listrik bersama-sama, namun kewenangan tetap dipegang sepenuhnya oleh PLN dan bukan oleh produsen swasta tersebut.

"PLN akan mengoperasikan sendiri melalui anak usaha PT PLN GG," ujarnya.

Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Ameidyo Daud

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...