Pertamina Kembangkan Greenomina, Aplikasi Penghitung Emisi Karbon

Hari Widowati
17 Juli 2025, 12:10
Greenomina, Pertamina, emisi karbon
Dok. Pertamina
PT Pertamina mengembangkan Greenomina, aplikasi yang dirancang untuk menghitung emisi karbon dioksida, serapan emisi, dan memfasilitasi perdagangan emisi karbon (carbon trading).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Pertamina mengembangkan Greenomina, aplikasi yang dirancang untuk menghitung emisi karbon dioksida, serapan emisi, dan memfasilitasi perdagangan emisi karbon (carbon trading). Greenomina akan digunakan untuk menghitung emisi para pelari yang mengikuti Pertamina Eco Runfest dan emisi penerbangan Pelita Air.

Greenomina, singkatan dari Green and Net Zero Emission Pertamina, merupakan aplikasi kalkulasi emisi karbon yang dikembangkan oleh empat perwira muda Pertamina. Pengakuan kehandalan aplikasi ini, salah satunya dengan memenangkan Biznovation pada akhir 2022, serta juara dua pada ajang Gagasan Eco BUMN 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Aplikasi ini memungkinkan individu dan institusi menghitung emisi karbon dari berbagai aktivitas seperti perjalanan, penginapan, penggunaan listrik dan air, konsumsi makanan, hingga limbah, yang kemudian dapat dikompensasi dengan skema kredit karbon.

Melalui Greenomina, Pertamina membangun ekosistem masyarakat yang sadar lingkungan. Hal ini dimulai dengan mengajak pekerjanya melakukan efisiensi energi, pelari pada ajang Pertamina Eco RunFest bisa memperhitungkan emisinya untuk dikonversi menjadi bebas karbon, hingga menghitung emisi dari penumpang pesawat dan mengimbangi emisinya masing-masing. Langkah ini memperluas ekosistem dekarbonisasi dari internal dan eksternal, serta memperkuat posisi Pertamina sebagai kontributor aktif dalam ekonomi karbon.

“Transformasi energi bukan hanya soal mengganti bahan bakar fosil dengan energi baru terbarukan (EBT), tapi juga soal mengubah perilaku, kesadaran, dan budaya perusahaan maupun masyarakat. Greenomina adalah alat sekaligus gerakan untuk mendekatkan isu iklim ke kehidupan sehari-hari,” ujar Vice President Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso, dalam siaran pers, Kamis (17/7).

Emisi karbon dioksida (CO₂) merupakan gas rumah kaca utama yang dihasilkan dari aktivitas manusia seperti transportasi, konsumsi listrik, produksi makanan, dan lainnya. Emisi ini berkontribusi signifikan terhadap perubahan iklim, karena menumpuk di atmosfer dan memerangkap panas bumi.

“Menghitung emisi karbon dari aktivitas yang kita lakukan menjadi hal yang penting, untuk memahami jejak lingkungan yang kita tinggalkan. Lebih penting lagi, agar kita bisa berkontribusi untuk mengurangi emisi atau mengimbanginya dengan memperdagangkan emisi karbon yang kita hasilkan, kepada pihak lain yang tidak memiliki emisi, atau disebut sebagai kredit karbon,” kata Fadjar.

Hitung Emisi Karbon Perjalanan Dinas hingga Eco Runfest

Sejak Januari 2025, Greenomina telah digunakan untuk program Carbon Neutral Business Trip Pertamina, yakni perhitungan emisi dari aktivitas perjalanan dinas pekerja Pertamina. Hingga kini, lebih dari 10.000 perjalanan dinas telah diukur emisinya lewat aplikasi ini.

Keterlibatan karyawan Pertamina secara aktif memperkuat permintaan karbon internal dan membuka jalan bagi pemasaran kredit karbon dari proyek energi terbarukan seperti geotermal.

Pertamina Eco RunFest 2024, ajang lari karbon netral (carbon neutral) pertama di Indonesia yang diikuti sekitar 21.000 peserta, juga memanfaatkan Greenomina. Seluruh jejak emisi dari acara Pertamina Eco Runfest 2024, mulai dari transportasi hingga konsumsi makanan para pelari dan pengunjung festival, dihitung dan dikompensasi secara ilmiah dan transparan.

Greenomina juga telah mendukung penerbangan perdana Pelita Air untuk rute perdana Jakarta–Banjarmasin pada November 2023, menjadi penerbangan netral karbon pertama di Indonesia. Selain itu, aplikasi ini tengah dijajaki untuk kolaborasi bersama sektor perhotelan dan pariwisata, seperti dengan Patra Jasa, untuk mewujudkan periode berlibur dan menginap dengan konsep carbon-neutral di berbagai destinasi nasional.

“Aplikasi ini memberikan kesadaran bagi masyarakat bahwa setiap orang bisa mengetahui emisi karbon dari aktivitas hariannya dan punya peran dalam mengurangi dampak lingkungan,” ujar Fadjar.

Keunggulan Greenomina terletak pada pendekatannya yang praktis, terbuka, dan berbasis standar global. Perhitungan emisi karbon menggunakan referensi dari lembaga internasional seperti United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), International Civil Aviation Organization (ICAO), dan International Air Transport Association (IATA).

Perhitungan emisi Greenomina juga terverifikasi secara ilmiah oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Ini menjadikan Greenomina kredibel secara ilmiah sekaligus aplikatif untuk kebutuhan publik dan korporat.

Fadjar berharap, Greenomina dapat menjadi platform komersial berkelanjutan. Aplikasi ini membantu berbagai perusahaan yang ingin mengembangkan bisnis carbon-neutral dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat.

Greenomina tidak hanya memperkuat komitmen Pertamina terhadap target net zero emission 2060 Pemerintah Indonesia, tetapi juga menjadi penggerak perubahan sosial yang dapat dimanfaatkan oleh konsumen, komunitas, dan generasi muda Indonesia.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...