Perubahan Iklim Memicu Kebakaran Hutan di Eropa

Hari Widowati
16 Juli 2025, 08:17
perubahan iklim, kebakaran hutan, Eropa
X/@weathermonitors
Kebakaran hutan yang terjadi di sejumlah pulau di Yunani menyebabkan ribuan penduduk dan wisatawan harus diungsikan.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Perubahan iklim menyebabkan kebakaran hutan yang menghanguskan titik-titik api di beberapa negara Eropa pada bulan ini. Kobaran api memaksa ribuan orang mengungsi di Catalonia, Spanyol, dan merambah kota terbesar kedua di Prancis, Marseille.

Melansir laporan Reuters, kebakaran hutan telah menghanguskan 227.000 hektare lahan sejak awal tahun. Menurut Sistem Informasi Kebakaran Hutan Eropa (EFFIS) milik Uni Eropa, luas lahan yang terbakar lebih dari dua kali lipat rata-rata kebakaran hutan sepanjang tahun selama dua dekade terakhir.

Meskipun jauh di atas rata-rata, angka ini bukanlah yang tertinggi dalam catatan EFFIS, yang sudah ada sejak tahun 2002. Eropa mengalami musim kebakaran yang sangat buruk pada tahun 2003 dan 2017, ketika kebakaran menghanguskan lebih dari 1,1 juta hektare setiap tahun. Area yang terbakar ini luasnya setara dengan pulau Jamaika.

Masih belum jelas apakah tahun 2025 akan menjadi tahun rekor, karena hal tersebut akan bergantung pada bagaimana musim kebakaran berkembang dalam beberapa bulan mendatang.

Data EFFIS menunjukkan jumlah kebakaran di Eropa melonjak tahun ini, dengan 1.118 titik api terdeteksi pada tanggal 8 Juli, dibandingkan dengan 716 titik api pada periode yang sama tahun lalu.

Gelombang panas di Eropa awal bulan ini memicu kebakaran di sekitar Mediterania, termasuk di Suriah. PBB mencatat kebakaran telah menghanguskan lebih dari 3% tutupan hutan di negara tersebut. Di pulau-pulau Evia dan Kreta di Yunani, kebakaran hutan pada bulan ini memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka.

Namun, meskipun secara keseluruhan Eropa mengalami lonjakan tahun ini, para ilmuwan yang mengamati kebakaran mengatakan kebakaran hutan di wilayah Mediterania, meskipun merusak, sejauh ini relatif terisolasi.

Apa yang Memicu Kebakaran Hutan di Mediterania?

Para ilmuwan mengatakan musim panas yang lebih panas dan kering di wilayah Mediterania membuat wilayah ini berisiko tinggi mengalami kebakaran hutan. Begitu kebakaran dimulai, vegetasi kering yang melimpah dan angin kencang di wilayah tersebut dapat menyebabkan kebakaran menyebar dengan cepat dan tidak terkendali.

Perubahan iklim memperburuk risiko ini, dengan menciptakan kondisi latar belakang yang lebih panas dan kering. Di negara-negara yang berbatasan dengan Laut Mediterania, perubahan iklim berkontribusi pada musim kebakaran yang dimulai lebih awal dalam beberapa tahun terakhir, memecahkan rekor intensitas kebakaran, dan membakar lebih banyak lahan.

Emisi gas rumah kaca, terutama dari pembakaran batu bara, minyak dan gas, telah memanaskan planet ini sekitar 1,3 derajat Celcius sejak masa pra-industri. Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyebut Eropa telah memanas dua kali lipat dari rata-rata global sejak tahun 1980-an.

Garis dasar yang lebih hangat tersebut berarti suhu yang lebih tinggi dapat dicapai selama gelombang panas, yang juga semakin sering terjadi akibat perubahan iklim. Hal ini telah dikonfirmasi oleh panel global ilmuwan iklim PBB, Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC).

Risiko Kebakaran Tinggi di Eropa Selatan dan Timur

Negara-negara bersiap menghadapi kebakaran yang lebih buruk. EFFIS memperkirakan suhu yang lebih hangat dari rata-rata diperkirakan akan terjadi di seluruh Eropa pada bulan Agustus. Ini berarti bahaya kebakaran akan tetap tinggi di sebagian besar wilayah Eropa selatan dan timur.

Sementara Eropa Selatan diperkirakan akan mengalami pola curah hujan yang normal, bagian lain dari benua ini diperkirakan akan lebih kering dari biasanya pada bulan Agustus. Hal ini berpotensi memperburuk risiko kebakaran di wilayah lain.

Negara-negara Eropa berusaha untuk beradaptasi. Yunani telah mengerahkan 18.000 petugas pemadam kebakaran dalam jumlah yang mencapai rekor tertinggi tahun ini, untuk mengantisipasi kebakaran hebat. Yunani telah mengadaptasi taktik pemadaman kebakaran dan patrolinya untuk mencoba mendeteksi kebakaran lebih awal dan membatasi kerusakan.

Faktor-faktor lain memperburuk risiko kebakaran, termasuk pengelolaan hutan. Berkurangnya populasi di daerah perdesaan di beberapa negara termasuk Spanyol, karena orang-orang pindah ke kota, menyebabkan berkurangnya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membersihkan tanaman dan menghindari penumpukan bahan bakar kebakaran hutan.

PBB telah mendesak pemerintah untuk berinvestasi lebih banyak dalam pencegahan, daripada hanya berfokus pada respons setelah kebakaran terjadi. PBB juga memperingatkan perubahan iklim diperkirakan akan meningkatkan kebakaran ekstrem secara global hingga 14% pada akhir dekade ini.

PBB mengatakan pencegahan kebakaran dapat mencakup pengaturan kebakaran terkendali menjelang musim panas, untuk membersihkan bahan bakar yang dapat menjadi santapan api, dan memulihkan lahan basah dan ekosistem lahan gambut.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...