IDB Tingkatkan Dukungan Pendanaan Iklim hingga Rp 178 Triliun

Ajeng Dwita Ayuningtyas
1 Juli 2025, 14:22
IDB, pendanaan iklim
vecteezy.com/sujin jetkasettakorn
Bank Pembangunan Inter-Amerika atau Inter-American Development Bank (IDB) bermaksud memberikan pendanaan iklim baru hingga sebesar US$ 11 miliar atau Rp 178,11 triliun (kurs Rp 16.190/US$)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI
Bank Pembangunan Inter-Amerika atau Inter-American Development Bank (IDB) bermaksud memberikan pendanaan iklim baru hingga sebesar US$ 11 miliar atau Rp 178,11 triliun (kurs Rp 16.190/US$), melalui serangkaian inisiatif untuk membantu negara-negara mengatasi dampak pemanasan global sekaligus menarik dana swasta. Hal ini diungkapkan oleh Presiden IDB Ilan Goldfajn kepada Reuters di sela-sela Konferensi Internasional Pembiayaan Pembangunan ke-4 di Sevilla, Spanyol.
 
Banyaknya pemangkasan bantuan pembangunan resmi dari sejumlah negara, membuat bank multilateral seperti IDB didesak untuk memberikan pembiayaan lebih besar untuk mengatasi perubahan iklim.
 
Ilan Goldfajn mengatakan serangkaian kebijakan yang diambil oleh IDB diharapkan akan menghasilkan lebih banyak uang dari sektor swasta, yang menjadi target utama dalam konferensi tersebut.
 
"Kami tidak sekadar mengumumkan ide, kami meluncurkan hal-hal yang diminta oleh sektor swasta: perangkat yang kredibel, platform yang dapat diskalakan, dan peluang nyata untuk berinvestasi dengan dampak dan keyakinan," kata Goldfajn, seperti dikutip Reuters, Selasa (1/7).
 
Bagian terbesar dari dukungan pembiayaan baru ini akan datang dari peluncuran platform baru untuk membantu negara-negara mengelola risiko fluktuasi nilai mata uang mereka. Ini adalah sesuatu yang telah lama menghalangi para investor karena mempersulit mereka memprediksi keuntungan.
 

Platform Pembiayaan FX EDGE

 
Setelah mengerjakan proyek serupa dengan Brasil yang menarik investasi US$ 8 miliar (Rp 129,5 triliun) dari sektor swasta, IDB berencana memperluas pembiayaannya ke beberapa negara baru selama tiga tahun ke depan. IDB menargetkan jumlah pembiayaan yang bisa diraih untuk proyek baru tersebut bisa dua kali lipat dibandingkan dengan pembiayaan untuk Brasil. 
 
Inisiatif yang bernama FX EDGE ini akan menawarkan pinjaman yang berlaku jika mata uang suatu negara melemah drastis. Inisiatif ini akan membantu proyek-proyek yang dibiayai dengan pendapatan dalam mata uang lokal memenuhi kewajiban pembayaran utang luar negeri mereka.
 
Platform tersebut juga akan berupaya meningkatkan penggunaan instrumen lindung nilai mata uang jangka panjang, seperti instrumen derivatif melalui bank dan lembaga keuangan lokal, yang didukung oleh peringkat kredit IDB.
 
Dalam kerja samanya dengan Bank Dunia, IDB juga berencana menerbitkan Obligasi Amazonia dengan nilai hingga US$ 1 miliar atau Rp 16,19 triliun. Obligasi tersebut diluncurkan sebagai uji coba tahun guna membantu mengekang penggundulan hutan Amazon yang merupakan hutan hujan terbesar di dunia, dan mendukung masyarakatnya.
 
Kerangka kerja Amazonia diharapkan akan diterima oleh negara-negara seperti Brasil, Kolombia, Peru, Bolivia, dan Ekuador saat mereka mencoba melindungi area yang mencakup lebih dari 6 juta kilometer persegi itu. Hutan hujan Amazon merupakan rumah bagi lebih dari 10% spesies hewan dan tumbuhan yang diketahui di muka Bumi.
 
Dalam langkah lainnya, IDB akan meningkatkan jumlah negara yang dapat mengakses dana bantuan darurat baru yang diperbesar sebesar US$ 5 miliar (Rp 80,9 triliun). Goldfajn menyebut bantuan darurat ini sebagai Fasilitas Kredit Kontinjensi untuk Bencana Alam.
 
Bersama bank-bank pembangunan multilateral terkemuka lainnya, IDB akan meningkatkan Klausul Utang Tahan Iklim. Klausul itu memberikan pilihan kepada negara-negara anggota IDB untuk menangguhkan pembayaran pinjaman hingga dua tahun saat terjadi bencana. Pada tahun 2026, IDB akan menyediakan total pertanggungan sebesar US$ 4,2 miliar (Rp 68 triliun) untuk klausul tersebut.
 
Selain itu, IDB telah menciptakan Program Transfer Risiko Bencana Regional, yang akan memungkinkan negara-negara untuk mentransfer risiko peristiwa cuaca ekstrem ke pasar asuransi dan pasar modal.
 
Sementara itu, Program Ketahanan Bisnis yang dijalankan oleh IDB Invest akan memperkenalkan klausul utang baru ke dalam kontrak dengan perusahaan swasta untuk membantu melindungi mereka dari risiko iklim.
 
"Masing-masing hal ini penting secara terpisah - tetapi secara keseluruhan, semuanya menunjukkan bagaimana bank pembangunan benar-benar dapat menggerakkan perubahan dengan menyesuaikan risiko bagi investor," kata Goldfajn.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Ajeng Dwita Ayuningtyas

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...