Jelang COP30, Brasil Dorong Target Iklim dengan NDC Global

Hari Widowati
23 Juni 2025, 09:00
Brasil, COP30
COP30 Brasil Amazonia/Raffa Neddermeyer
Presiden COP30 Brasil Andre Correa do Lago mengusulkan perluasan komitmen pengurangan emisi untuk mencakup janji dari perusahaan, negara bagian, dan kota-kota, dengan tujuan memperkuat upaya iklim global setelah penarikan AS dari Perjanjian Paris.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden COP30 Brasil Andre Correa do Lago mengusulkan perluasan komitmen pengurangan emisi untuk mencakup janji dari perusahaan, negara bagian, dan kota-kota, dengan tujuan memperkuat upaya iklim global setelah penarikan Amerika Serikat (AS) dari Perjanjian Paris.

Diplomat Brasil yang mempersiapkan konferensi iklim tersebut telah bekerja sama erat dengan PBB untuk mendorong negara-negara mengajukan target terbaru dalam pengurangan emisi gas rumah kaca pada bulan September 2025. Banyak negara telah melewatkan batas waktu penyerahan target iklim mereka pada bulan Februari lalu.

Perjanjian Paris, di mana hampir semua negara sepakat untuk membatasi pemanasan hingga jauh di bawah 2 derajat Celsius dari tingkat pra-industri, mengharuskan negara-negara mengajukan target-target tersebut. Target iklim ini dikenal sebagai Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional (NDC), dan diperbarui setiap beberapa tahun.

Dalam surat yang dirilis pada hari Jumat (20/6), Presiden COP30 Andre Correa do Lago mengusulkan perluasan jalur pengurangan emisi dengan menciptakan "NDC global". Target ini akan menggabungkan target dari berbagai pelaku, bukan hanya negara, untuk mengubah Global Stocktake — proses peninjauan kemajuan Perjanjian Paris.

"Tujuan kami adalah membawa dinamika baru bagi aksi iklim global, menyelaraskan upaya yang dilakukan oleh bisnis, masyarakat sipil, dan semua tingkat pemerintahan dalam tindakan yang terkoordinasi," tulis Lago, seperti dikutip Reuters, Sabtu (21/6). Ia mengusulkan istilah "GDC," atau "kontribusi yang ditentukan secara global," untuk inisiatif yang diperluas ini.

Merespons Perubahan Kebijakan Iklim AS 

Lago tidak secara eksplisit mengemukakan inisiatif tersebut sebagai respons terhadap perubahan kebijakan AS. Namun, ia mengakui inisiatif itu akan memungkinkan partisipasi dari perusahaan-perusahaan AS dan pemerintah daerah yang tetap berkomitmen membantu mengurangi perubahan iklim meskipun pemerintahan Trump secara resmi keluar dari Perjanjian Paris.

“Agenda aksi kami membuka banyak ruang bagi pihak AS yang ingin berpartisipasi,” kata Lago. Ia menambahkan usulan tersebut juga akan mendorong negara-negara dengan target emisi konservatif untuk menjadi lebih ambisius.

Diplomat Brasil itu mengatakan pelaku sektor swasta sering bergerak lebih cepat dalam aksi iklim dibanding pemerintah. Pemerintah lebih rentan terhadap pertimbangan kompleks seperti peran perusahaan minyak dalam mendorong pertumbuhan ekonomi atau biaya transformasi jaringan listrik.

Dan Ioschpe, seorang pengusaha Brasil yang ditunjuk sebagai "juara iklim" COP30, mengatakan inisiatif itu akan memberikan kejelasan bagi para aktor non-negara untuk selaras dengan tujuan Perjanjian Paris.

"Tak hanya di Amerika Serikat, tetapi secara umum di negara-negara di mana pemerintah nasional tidak terlalu terlibat dalam isu tersebut, kita melihat gubernur, wali kota, dan sektor swasta sangat terlibat," kata Ioschpe.

COP30, yang akan diselenggarakan di kota Amazon Belem pada bulan November, menandai ulang tahun ke-10 perjanjian Paris.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...