Industri Jadi Penyumbang Emisi Terbesar di RI Capai 34%

Image title
27 Mei 2025, 14:11
industri, emisi
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Cerobong asap raksasa dari tujuh pembangkit listrik tenaga batu bara menjulang di atas desa Suralaya, Banten, Kamis (30/8). Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menyampaikan kombinasi aktivitas sektor industri, transportasi hingga pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara di Banten dan Jawa Barat menjadi penyebab buruknya kualitas udara di DKI Jakarta.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

World Resources Institute (WRI) Indonesia mencatat industri menjadi salah satu sektor penyumbang emisi karbon terbesar sekaligus kunci untuk membantu Indonesia mencapai target Net Zero Emission (NZE). Berdasarkan catatan WRI, sektor industri menyumbang 34% dari total emisi yang ada di Indonesia.

“Indirectnya itu misal perubahan penggunaan lahan karena kebutuhan industri. Ini ternyata bisa naik dari 34% ke 74,5%. Jadi memang kontribusi dari industri ini besar, signifikan,” ujar Senior Lead Engagement untuk Energi dan Bisnis Berkelanjutan WRI Indonesia, Arif Fajar Utomo dalam diskusi Climate Solutions Partnership, di Jakarta, Selasa (27/5).

Meski mengeluarkan emisi yang cukup besar, lanjut Arif, industri juga dapat menjadi aktor kunci dalam mendorong transisi menuju ekonomi rendah karbon.

Untuk mencapai hal tersebut, tiga lembaga yang terdiri dari HSBC, WWF Indonesia, dan WRI Indonesia menjalankan program Climate Solutions Partnership (CSP) untuk membantu industri dalam mencapai target penurunan emisi.

Dia menjelaskan kegiatan ini menjadi bagian dari strategi komunikasi publik untuk memperkuat pemahaman terhadap isu dekarbonisasi industri.

“Kita berangkat dari pengalaman, kita sudah mengetahui problemnya apa, apa yang perlu menjadi area yaitu industri ataupun bisnis gitu ya. Bagaimana kita bisa mengurangi emisi yang dihasilkan oleh industri atau bisnis,” sebutnya.

Arif mengatakan saat ini literasi pembiayaan iklim atau pembiayaan berkelanjutan di Indonesia terbilang masih rendah. Salah satunya terlihat dari survei internal WRI terhadap 22 perusahaan di Indonesia, 54% diantaranya tidak mengetahui akses pembiayaan berkelanjutan.

“Kita sudah sempat mensurvei 22 perusahaan, yang ternyata menandakan 54% dari 22 perusahaan ini tidak mengerti bagaimana cara take in ke climate financing. Bahkan, masih ada beberapa yang belum tahu climate financing ini ada,”  jelasnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...