Fintech Milik Grup Salim Muncul, OVO hingga GoPay Merasa Tak Tersaingi

Image title
31 Oktober 2019, 19:02
Ilustrasi. OVO hingga GoPay tanggapi kehadiran fintech milik Salim Group, Pede.id
pede.id
Ilustrasi. OVO hingga GoPay tanggapi kehadiran fintech milik Salim Group, Pede.id

Salim Group meluncurkan dompet digital, Ponsel Duit atau Pede.id di bawah naungan PT IndoAlliz Perkasa Sukses. Lalu, bagaimana DANA, OVO, LinkAja dan GoPay menanggapi kehadiran pemain baru di industri teknologi finansial (fintech) pembayaran?

PT Debit Indonesia Koe (DANA) menyambut positif kehadiran Pede.id. "Semakin banyak pemain yang masuk semakin baik, karena akan mempercepat edukasi ke masyarakat," kata Chief Communications Officer DANA Chrisma Albandjar kepada Katadata.co.id, Kamis (31/10).

Sedangkan Head of Public Relations OVO Sinta Setyaningsih menilai, peluang pasar fintech pembayaran di Tanah Air masih besar. “Maka, hadirnya pelaku industri baru akan berperan positif dalam pertumbuhan ekonomi digital serta tingkat adopsi pembayaran digital," katanya.

Lagi pula, sejauh ini ia mencatat bahwa pertumbuhan layanan pembayaran digital di Indonesia sangat pesar. Ia juga menilai, pemerintah mendukung perkembangan bisnis fintech pembayaran.

Hal senada disampaikan oleh Chief Executive Officer (CEO) LinkAja Danu Wicaksana. "Kami merasa senang karena pemain (di industri) semakin banyak. Pasti akan mendorong kami untuk semakin berinovasi lagi," kata dia.

(Baca: GoPay, DANA, dan LinkAja Ungkap Kesiapan Gunakan Standardisasi Kode QR)

Head of Corporate Communications GoPay Winny Triswandhani sepakat bahwa banyaknya pemain akan meningkatkan adopsi layanan pembayaran berbasis digital di Indonesia. “Semakin banyak pemain yang bisa membantu usaha kecil mikro dan menengah (UMKM), itu akan semakin baik," katanya.

Bahkan, OttoPay sudah bekerja sama dengan Pede.id. Direktur OttoPay Budi Hartono mengatakan, perusahaannya terbuka terhadap kolaborasi untuk meningkatkan layanan. Selain Pede.id, mereka bekerja sama dengan Ottocash, JakOne, BRISPAY, True Money, dan One Mobile.

(Baca: LinkAja hingga GoPay Bicara Soal Aturan Promosi dan Pembaruan Regulasi)

Berdasarkan Google Play Store, aplikasi Pede.id sudah diunduh lebih dari 1 juta kali sejak 26 April 2018. Mengutip dari situs resmi perusahaan, PT Indoalliz Perkasa Sukses tercatat di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Penyelenggara Inovasi Keuangan Digital dengan nomor surat S-81/MS.72/2019 pada 26 Maret 2019.

Perusahaan menyediakan beberapa fitur di aplikasi tersebut. Di antaranya penilaian kesehatan keuangan, asuransi, pinjaman, pembayaran hingga investasi. Untuk pinjaman misalnya, perusahaan bekerja sama dengan PT Julo Teknologi Finansial, yang juga terdaftar di OJK.

Isi ulang (top up) saldo pun bisa dilakukan melalui ATM dan internet atau mobile banking dari rekening bank. Aplikasi ini juga memungkinkan pengguna untuk menerima atau mengirim uang dari dan ke sesama pengguna.

Pengguna juga bisa bertransaksi menggunakan Pede.id di beberapa mitra penjual. Di antaranya Gulu-Gulu, Fika, Indomaret, Kaizen, KFC, Warunk Upnormal, Yogya Group, Bali United, Sour Sally, dan lainnya. Pada periode gajian bulan ini, mereka menawarkan promosi 30%.

Namun, berdasarkan pantauan Katadata.co.id, PT Indoalliz Perkasa Sukses belum memiliki izin sebagai penyelenggara uang elektronik di Bank Indonesia (BI). Perusahaan juga belum punya izin untuk transfer dana.

(Baca: Menakar Peluang Konsolidasi di Antara GoPay, DANA, OVO, dan LinkAja)

Reporter: Cindy Mutia Annur
Video Pilihan
Loading...

Artikel Terkait