HSBC: Perusahaan Indonesia Paling Optimistis Hadapi Prospek Bisnis
Perusahaan-perusahaan di Indonesia paling optimis memandang prospek bisnis dalam beberapa tahun ke depan dibandingkan perusahaan lain di Asia. Mereka bahkan yakin penjualannya bisa tumbuh 15% atau lebih pada tahun depan.
Hal ini terungkap dalam survei global HSBC bertajuk "Navigator: Now, next and how" yang mengukur sentimen dan harapan dunia bisnis di 35 negara di dunia. "Para pebisnis Indonesia memperlihatkan optimisme yang sangat besar, dengan tingkat kepercayaan diri yang jauh lebih tinggi dibanding perusahaan-perusahaan lain di seluruh dunia, termasuk di Asia," kata Deputi Direktur Commercial Banking PT Bank HSBC Indonesia, Anurag Saigal, dalam siaran pers, Selasa (5/11).
HSBC bekerja sama dengan Kantar melakukan survei terhadap 9.131 perusahaan dari enam wilayah berbeda. Di Indonesia, 150 perusahaan menjadi responden dari penelitian ini. Kriteria pengambilan sampel berdasarkan omset minimal US$ 1,75 juta (Rp 24,5 miliar) untuk perusahaan kecil-menengah dan US$ 16,5 juta (Rp 231 miliar) untuk korporasi.
(Baca: Ekonomi Global Diprediksi Makin Lesu, Bagaimana Nasib Indonesia?)
Dalam survei tersebut 90% responden dari Indonesia percaya diri atas prospek bisnis masa depan mereka. "Optimisme perusahaan Indonesia berada di atas rata-rata Asia Pasifik, negara yang mendekati tingkat optimisme Indonesia adalah Bangladesh dengan 74% responden dan India 72% responden," kata Country Head, Global Trade and Receivable Finance, PT Bank HSBC Indonesia, Dandy Pandi.
Sebanyak 54% responden di Indonesia memperkirakan penjualan mereka tumbuh 15% atau lebih dalam beberapa tahun ke depan. Jika diakumulasi, dalam lima tahun ke depan mereka memproyeksikan pertumbuhan penjualan 61%. Sementara itu, rata-rata responden global yang memperkirakan pertumbuhan serupa hanya 22% sedangkan rata-rata Asia Pasifik sebanyak 19% responden.
(Baca: Tak Tercapai di Periode Satu, Jokowi Kendurkan Target Kemudahan Bisnis)
Meningkatkan Produktivitas dan Ekspansi Pasar Baru
Optimisme perusahaan-perusahaan Indonesia ini ditopang oleh beberapa faktor. Pertama, peningkatan fokus pada keberlanjutan. Kedua, pemasok dan bahan baku berkualitas tinggi yang disokong oleh tenaga kerja terampil untuk meningkatkan produktivitas. Ketiga, pengembangan bisnis dengan pembukaan pasar baru dan pengenalan produk atau layanan baru. Keempat, laju pertumbuhan ekonomi yang rata-rata mencapai 5% sejak 2015.
Para pembuat kebijakan di perusahaan yang disurvei yakin tahun depan masih menjadi tahun pertumbuhan bagi Indonesia. Kebijakan ekonomi yang bijak dan memperhatikan prinsip kehati-hatian makin memperkuat konsumsi domestik dan masuknya aliran investasi.
"Strategi utama bagi perusahaan di Indonesia untuk menghadapi ancaman bisnis difokuskan pada peningkatan portofolio melalui berbagai cara," ujar Dandy. Sebanyak 48% responden mengatakan, mereka akan meningkatkan kualitas produk dan layanan. Sekitar 26% responden berinvestasi untuk inovasi sedangkan 25% responden menggunakan bahan baku dan pemasok dengan kualitas lebih baik.
Para pebisnis juga berencana memperluas platform dan saluran digital dalam pemasaran produknya. Sebanyak 30% responden juga menyebutkan bahwa ekspansi ke pasar-pasar baru menjadi kunci strategi ekspansi bisnis di masa depan.
(Baca: Investor Minta Tim Ekonomi Kabinet Baru Tuntaskan Pengangguran dan CAD)