Peningkatan Stok di AS Melambat, Harga Minyak Naik Lebih 10%

Image title
30 April 2020, 09:23
harga minyak, amerika serikat
Katadata
Ilustrasi, tangki minyak. Harga minyak pada Kamis (30/4) naik seiring optimisme peningkatan permintaan bahan bakar setelah beberapa negara melonggarkan kebiajakan karantina wilayah.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Harga minyak dunia meningkat lebih dari 10% pada perdagangan Rabu (29/4) seiring melambatnya pasokan di Amerika Serikat (AS). Di sisi lain, pelaku pasar optimistis permintaan minyak naik setelah beberapa negara Eropa dan negara bagian di AS melonggarkan karantina wilayah.

Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (30/4) pukul 07.37 WIB, harga minyak Brent untuk kontrak Juni 2020 naik 3,02% menjadi US$ 23,22 per barel. Sedangkan, harga West Texas Intermediate (WTI) untuk periode yang sama naik 5,05% ke level US$ 15,82 per barel.

Energy Information Administration (EIA) menyatakan persediaan minyak mentah AS membengkak 9 juta barel pada pekan lalu menjadi 527,6 juta barel. Angka tersebut lebih rendah 7 juta barel di bawah rekor tertinggi.

Biarpun begitu, stok minyak di AS telah menurun dari periode sebelumnya. "Data itu merupakan angka yang besar, namun tak sebesar angka yang kita miliki selama tiga pekan terakhir," kata Direktur Mizuho Bob Yawger di New York seperti dilansir dari Reuters pada Kamis (30/4).

Menurutnya, peningkatan yang melambat membuat tangki penyimpanan minyak AS tak terisi penuh. Data tersebut termasuk penurunan yang signifikan terhadap stok bensin di AS mencapai 3,7 juta barel dari rekor tertinggi pekan lalu.  

(Baca: Harga Minyak Naik Terdorong Pelonggaran Lockdown Beberapa Negara)

(Baca: Harga Minyak Jatuh, Penerimaan Migas Diramal Tak Capai Target APBN)

Di sisi lain, pelaku pasar yakin permintaan bahan bakar minyak bakal naik. Hal itu sejalan dengan pelonggaran karantina wilayah di sejumlah negara.

Sebelumnya, permintaan minyak mentah secara global telah anjlok hingga 30% karena kebijakan karantina wilayah.  Sedangkan permintaan bensin selama empat pekan terakhir turun sebesar 44% dari tahun sebelumnya. Permintaan bahan bakar secara keseluruhan merosot 28% dalam empat pekan terakhir.

Oleh karena itu, produsen minyak dunia mulai mengurangi produksi minyak. Konsultan Rystad Energy memproyeksi AS mengurangi produksi minyak mentah serpih (shale oil) hingga sebesar 300.000 barel per hari untuk periode Mei dan Juni 2020. Hal itu bakal memperlambat aliran minyak ke tangki penyimpanan.

Regulator di Texas, negara bagian penghasil minyak terbesar di AS, akan memberikan suara pada 5 Mei 2020 terkait rencana pengurangan produksi. Pejabat di North Dakota dan Oklahoma juga menelaah kemungkinan pemotongan tersebut.

Di sisi lain, negara anggota OPEC telah sepakat memangkas produksi hampir 10 juta barel per hari. Organisasi tersebut bahkan mewacanakan pemotongan produksi minyak yang lebih besar lagi pada tahun ini.

(Baca: Tangki Penyimpanan Penuh, Harga Minyak Jatuh di Bawah US$ 20 per Barel)

Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Ratna Iskana

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...