Stok BBM Nasional Per 7 April Masih di Atas 21 Hari
PT Pertamina (Persero) melaporkan kepada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas), per tujuh April 2019, stok bahan bakar minyak (BBM) nasional masih di atas 21 hari. Stok BBM jenis Premium sebesar 680.791 kiloliter (kl), dengan volume penjualan harian yaitu 32.625 kl.
Kemudian, Pertalite stoknya mencapai 1,12 juta kl, dengan volume penjualan harian 51.378 kl, sehingga stoknya terhitung 22 hari. Lalu, BBM jenis Pertamax volume stoknya sebesar 237.835 kl, dengan volume penjualan harian 11.138 kl, dengan begitu stoknya 21 hari.
BBM Turbo memiliki volume stok sebesar 33.539 kl, dengan volume penjualan harian sebesar 565 kl, sehingga stoknya terhitung 59 hari. BBM jenis solar stoknya mencapai 2,05 juta kl, dengan volume penjualan harian 74.227 kl, sehingga stoknya hingga 28 hari.
(Baca: Pemerintah Buka Peluang Subsidi Pertamax Tahun Depan)
BBM jenis Dextlite memiliki volume stok sebesar 58.845 kl, dengan volume penjualan sebesar 1.252, sehingga memiliki stok hingga 47 hari. BBM jenis Dex memiliki volume stok sebesar 26. 695 kl, dengan volume penjualan sebesar 857 kl, dengan begitu stoknya 31 hari.
Sedangkan, untuk elpiji (Liquefied Petroleum Gas/LPG) memiliki stok sebesar 317.022 metrik ton (mt), dengan volume penjualan 20.840 mt. Dengan begitu stoknya 15 hari. Selain itu, untuk minyak tanah atau kerosene memiliki volume stok 109.729 kl, dengan volume penjualan sebesar 1.696 kl, sehingga stoknya tercatat 65 hari.
(Baca: Pertamina Tambah 18 SPBU dan 6 Layanan BBM di Tol Trans Jawa)
Sementara itu, untuk avtur memiliki volume stok sebesar 596.469 kl, dengan volume penjualan 13.414 kl. Dengan begitu stok yang dimiliki bisa untuk 44 hari.
Menurut Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto, stok BBM cukup untuk 20 hari karena keterbatasan anggaran untuk membangun tangki penyimpanan baru."Masalahnya kami kalau perlu infrastruktur, butuh anggaran kan,"ujar dia di Jakarta, pada Januari lalu.
Di sisi lain,Pemerintah juga tengah berupaya beralih energi ramah lingkungan untuk bahan bakar kendaraan, seperti memakai B20, gas dan mobil listrik. Jadi, jika cadangan BBM dibangun lebih lama, dikhawatirkan akan mubazir.