Hubungan Dagang AS dengan China & Meksiko Membaik, Harga Minyak Naik
Harga minyak dunia kembali menguat tipis seiring dengan ditekennya kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Hal tersebut diniali telah memicu optimistisme pasar akan peningtakan permintaan energi pada 2020.
Dikutip dari Bloomberg, Jumat (17/1) pukul 08.35 WIB, harga minyak jenis Brent untuk kontrak Maret 2020 naik 0,02% ke level US$ 64,63 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Februari 2020 naik 0,02% menjadi US$ 58,53 per barel.
(Baca: Kesepakatan Damai Dagang AS-Tiongkok Diteken, Ini Beberapa Poinnya)
Sentimen pasar kian positif setelah senat AS menyetujui perubahan perjanjian perdagangan bebas AS dengan Meksiko dan Kanada, sehari selang kesepakatan dagang fase pertama dengan Tiongkok diteken.
Senat sepakat melakukan perubahan atas perjanjian perdagangan bebas Amerika Utara yang telah berumur 26 tahun.
Sebelumnya, para pemimpin kedua negara yang diwakili Presiden AS Donald Trump dan Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He pada Rabu (15/1) menandatangani perjanjian perdagangan tahap pertama.
Salah satu isi perjanjian itu menyatakan komitmen Tiongkok sebagai importir energi terbesar dunia untuk membeli lebih dari US$ 50 miliar minyak AS, gas alam cair dan produk-produk energi lainnya selama dua tahun.
“Terdapat kesepakatan perdagangan AS-Tiongkok kemarin. Dan sekarang ada sentimen perdagangan AS-Meksiko melalui senat. Jadi saya pikir optimisme seputar permintaan meningkat secara eksponensial saat ini, ”kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group di Chicago.
(Baca: Kesepakatan Dagang AS-Tiongkok Berhasil Kerek Harga Minyak 0,5%)
Naiknya harga patokan minyak juga didukung oleh laporan dari Federal Reserve Bank of Philadelphia mengenai peningkatan aktivitas manufaktur di wilayah Atlantik Tengah AS serta indeks saham Wall Street mencatat rekor baru.
Namun, analis memperingatkan bahwa Tiongkok mungkin akan kesulitan untuk memenuhi target tersebut, sehingga membuat harga minyak masih berpotensi berubah dan kembali melemah.
Pasar memproyeksikan pembelian produk energi dari AS akan mengguncang aliran perdagangan minyak mentah global jika pasokan Amerika menekan pesaingnya keluar dari pasar impor utama.