AKR: Kinerja Keuangan Kuat Hadapi Wabah Corona dan Anjlok Harga Minyak

Image title
9 Maret 2020, 14:17
virus corona, akr, akra, harga minyak
AKR Corporindo
Ilustrasi, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menggelar press conference terkait public expose 2019 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta pada Selasa (27/8/2019). AKR mengklaim kinerja keuangan pada kuartal I 2020 tetap kuat meskipun ada wabah virus corona dan anjloknya harga minyak.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

PT AKR Corporindo Tbk atau AKRA optimistis kinerja keuangan kuartal pertama tahun ini tetap baik. Meskipun, ada kekhawatiran terhadap dampak ekonomi dari wabah virus corona dan jatuhnya harga minyak dunia.

Direktur AKR Suresh Vembu mengatakan kekhawatiran terhadap virus corona tidak membuat bisnis perusahaan terganggu. Sektor batu bara Indonesia sejauh ini justru menerima manfaat dari wabah virus Covid-19.

AKR mencatat ekspor batu bara ke Tiongkok naik dua kali lipat menjadi US$ 205 juta pada Februari 2020 sesuai data pabean. Di sisi lain, Suresh mengklaim penurunan harga minyak dunia tak menggerus keuntungan perusahaan.

"Penurunan harga minyak umumnya mendukung margin AKRA," ujar Suresh dalam keterangan tertulis pada Senin (9/3).

AKR pun optimistis volume penjualan BBM bisa meningkat pada kuartal I 2020. Perusahaan mencatat volum BBM rata-rata bisa mencapai 200 ribu kiloliter (KL) per bulan pada periode Januari-Februari 2020.

"Diperkirakan margin dan volume akan dipertahankan hingga Maret 2020. Ini akan mendukung pertumbuhan yang relatif kuat dibanding kuartal pertama 2019 dimana volumenya 482 ribu KL," kata Suresh.

Hal tersebut didukung usaha patungan BP-AKR yang menunjukkan pertumbuhan volume harian pada Februari 2020 sebesar 16% (month on month basis). Ditambah dengan formula penetapan harga baru yang efektif mulai Maret 2020 memberikan margin yang sejalan dengan rencana investasi BP-AKR.

(Baca: Harga Minyak Anjlok, Harga BBM BP-AKR Bisa Turun Bulan Depan)

Selain BBM, volume penjualan kimia perusahaan pada kuartal I 2020 naik 10% secara tahunan. AKR juga menyebut penjualan lahan di kawasan industri JIIPE bisa meningkat.

Suresh menyebut penjualan tanah 14 hektar berdasarkan MoU yang ditandatangani pada Desember 2019 akan diselesaikan pada kuartal I 2020. "Kami sekarang melihat peluang penjualan tanah sekitar 25-30 hektar selama 2020, yang berasal dari pelanggan saat ini yang berencana memperluas operasi mereka," ujarnya.

Selain itu, Freeport Indonesia telah meminta perpanjangan izin konsentrat tembaga dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Ini didasarkan pada pencapaian penyelesaian proyek smelter 4,88%, sedangkan persyaratan hanya 4,09%. Proyek smelter Freeport Indonesia memang dibangun di atas lahan JIIPE seluas 103 hektar.

Sebelumnya, AKR mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 56,5% secara tahunan pada kuartal ketiga 2019 menjadi Rp 565 miliar. Padahal AKRA bisa mencatatkan laba bersih pada kuartal ketiga 2018 sebesar Rp 1,3 triliun.

Turunnya laba perusahaan dipicu oleh melambatnya penjualan dan pendapatan sebesar 10,16% secara tahunan menjadi Rp 15,12 triliun. Volume penjualan bahan kimia dasar hanya naik 2%, sedangkan volume BBM masih bisa tumbuh 27%.

(Baca: Harga Minyak Dunia Anjlok, AKR: Tak Berdampak pada Profitabilitas)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...