Kuota Tahap I Kartu Prakerja Cuma 164 Ribu, Yang Daftar 3,7 Juta Orang
Pemerintah telah membuka pendaftaran kartu prakerja sejak Sabtu (10/4) lalu. Hingga Selasa siang (14/4) pukul 12.00 WIB, sebanyak 3,73 juta orang telah melakukan pendaftaran. Dari jumlah tersebut, jumlah peserta yang melakukan verifikasi email mencapai 2,22 juta orang atau 75,1% dari total peserta mendaftar.
Adapun jumlah pendaftar yang lolos verifikasi email dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) mencapai 926.790 orang atau melebihi kuota peserta hingga lima gelombang.
Sebagaimana diketahui, kuota peserta pada gelombang pertama dibatasi sebanyak 164 ribu orang. Pendaftaran setiap gelombang akan berlangsung selama sepekan.
"Ini artinya betul-betul masyarakat merasakan dampak Covid-19 sehingga lapangan pekerjaan betul-betul terganggu," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam rapat kerja Badan Legislasi DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (14/4).
(Baca: Ikut Program Kartu Pra Kerja, MyEduSolve Tawarkan Kursus Teknologi)
Kemudian, jumlah pengguna yang memverivikasi NIK-nya mencapai 1,5 juta orang atau 52% dari jumlah pengguna yang registrasi. Dari jumlah tersebut, pengguna yang dinyatakan lolos ke batch I mencapai 926.790 orang.
Dari jumlah tersebut, hanya 164 ribu orang yang akan diterima dalam gelombang pertama. Meski begitu, pemerintah akan meningkatkan kuota peserta tersebut dalam setiap gelombang berikutnya.
Airlangga memerinci, jumlah pendaftar terbanyak berasal dari Jawa Barat, yaitu 233 ribu orang, kemudian DKI Jakarta 127,5 ribu orang, Jawa Tengah 127,3 ribu orang, Jawa Timur sebanyak 107,9 ribu orang, Banten 54,5 ribu orang, dan Sumatera Utara 36,6 ribu orang.
Sedangkan, jumlah pendaftar terendah berasal dari Maluku Utara yakni hanya 547 orang, kemudian Papua Barat 223 orang, serta tidak ada pendaftar dari provinsi Papua.
(Video: Cara Pendaftaran dan Penyaluran Kartu Prakerja)
Sebelumnya, Airlangga mengatakan, pemerintah akan memastikan kapasitas sistem pendaftaran kartu prakerja baik dari server, front-end dan back-end system mampu melayani dengan baik. Di samping itu, keamanan data dan server dari serangan juga menjadi fokus perhatian.
Beberapa hal teknis menjadi catatannya dan terus dilakukan perbaikan, seperti verifikasi email, unggah foto, kapasitas server dari Kementerian terkait untuk melayani request API dari server prakerja, hingga penyediaan fasilitas call center.
Oleh karena itu, dia meminta masyarakat memaklumi kekurangan yang terjadi saat awal pendaftaran, karena antusiasme pendaftar program kartu prakerja yang sangat tinggi.
“Selain itu kartu prakerja menggunakan program baru yang melibatkan digital platform secara end to end,” ujar Ketua Komite Cipta Kerja tersebut.
(Baca: Manufaktur Terpukul Corona, Indef: 2,5 Juta Orang Berpotensi Kena PHK)