Jalur Kapal Pesiar Keliling Pulau Samosir Ditarget Rampung Akhir 2019

Martha Ruth Thertina
30 Juli 2019, 16:41
Jalur Kapal Pesiar Danau Toba, wisata Danau Toba
ANTARA FOTO/SEPTIANDA PERDANA
KMP Ihan Batak saat bersandar di dermaga Pelabuhan Ajibata Kabupaten Toba Samosir, Jumat (17/5/2019). Kapal Motor Penyeberangan atau KMP Ihan Batak yang dapat menampung 280 penumpang dan 23 jenis kendaraan itu siap mengangkut dan melayani para pemudik di Danau Toba dengan rute penyeberangan Pelabuhan Ajibata Kabupaten Toba Samosir menuju pelabuhan Ambarita di Kabupaten Samosir.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pelebaran dan pendalaman alur Tano Ponggol di Danau Toba, Sumatera Utara. Kegiatan tersebut bertujuan agar kapal pesiar bisa mengelilingi Pulau Samosir.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, sebelumnya alur Tano Ponggol mempunyai lebar rata-rata 25 meter dalam kondisi dangkal. “Untuk itu kami lebarkan menjadi 80 meter dan tambah kedalamannya sehingga kapal pesiar bisa keliling Pulau Samosir sepenuhnya,” kata dia saat meninjau lokasi, seperti dikutip dari siaran pers, Selasa (30/7).

(Baca: Danau Toba Dapat Alokasi Dana Pembangunan Pariwisata Paling Besar)

Kontrak pekerjaan ini dimulai Desember 2017 dan akan selesai Desember 2019, dengan anggaran Rp 313 miliar. Pekerjaan tersebut akan memindahkan tanah sebanyak 571.562 m3 untuk mendapatkan elevasi dasar alur pada 897 mdpl. Saat ini, progres pekerjaan sudah sekitar 74%.  

Adapun proyek ini dikerjakan oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera II Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR. Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II Roy Pardede mengatakan, akan ada penggunaan steel sheet pile untuk menjaga kekuatan tanggul.

Jembatan Tano Ponggol Diperpanjang Menjadi 1 Kilometer

Selain pelebaran alur, akan ada penyesuaian desain Jembatan Tano Ponggol agar kapal pesiar dapat lewat di bawahnya. Jembatan ini merupakan satu-satunya akses darat untuk menuju Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba.

Saat ini, jembatan hanya memiliki bentang 25 meter dan freeboard cukup rendah sehingga kapal besar tidak dapat lewat. Menteri Basuki mengatakan desain tengah didiskusikan dengan Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Daerah.

Desain yang dimaksud terutama terkait ketinggian jembatan yang pas. "Kalau terlalu tinggi biayanya akan lebih mahal, terlalu pendek juga tidak bisa dilewati kapal. Sehingga kita cari apakah 10, 15 atau 9 meter," ujarnya.

(Baca: Menanti Turis Kelas Premium di Labuan Bajo)

Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian PUPR Hadi Sucahyono menyatakan dari hasil studi kelayakan, ketinggian jembatan yang optimal 9 meter. Sedangkan panjang jembatan direncanakan menjadi sekitar 1 kilometer, dan akan memiliki dua jalur.

Rencananya, konstruksi fisik jembatan akan dimulai pada 2020 dan ditargetkan selesai pada 2021. Alokasi anggaran untuk jembatan ini sebesar Rp 297,15 miliar. Jembatan ini diharapkan menjadi ikon baru di Danau Toba, selain mendukung aktivitas ekonomi khususnya di pesisir Danau Toba.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...